(Greeners) – Kualitas air tanah di wilayah perkotaan, khususnya di wilayah DKI Jakarta sudah sangat memprihatinkan. Kandungan mineral yang dikandung dalam air tanah banyak yang tidak memenuhi standar kualitas air minum yang baik dan sehat.
Kondisi ini juga membuat Ferdy Hasan resah. Model dan presenter ini mengaku sudah tiga kali pindah rumah di Jakarta, namun tiga kali pula ia ragu dan akhirnya memutuskan untuk tidak mengonsumsi air tanah di rumahnya.
“Saya pindah rumah tiga kali. Setiap saya tes air di dalam tanah, kandungannya berbeda-beda. Saya sendiri tidak begitu yakin (dengan kualitas airnya), walaupun air tanah sudah di filter dan diklaim bisa di konsumsi,” ujarnya saat ditemui di sebuah acara sosialisasi air minum sehat di Jakarta beberapa waktu lalu.
Kehati-hatiannya dalam mengonsumsi air, membuat ayah tiga anak ini sampai harus membawa sampel air tanah di rumahnya untuk diperiksa ke laboratorium. “Air ini bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk anak-anak saya,” jelasnya.
Menurut Ferdy, cara menjaga kesehatan yang paling mudah adalah dengan memperhatikan apa yang dikonsumsi, termasuk memilih untuk meminum air mineral yang memenuhi standar kesehatan. Ia pun tidak menampik kalau untuk urusan air minum, ia akhirnya memutuskan untuk mengonsumsi air mineral dalam kemasan. “Ini masalah pilihan saja, mau yang mana,” tegasnya.
Suami dari Safina ini lantas berbagi pengalaman saat ia mengunjungi beberapa tempat di luar negeri dan beberapa daerah di Indonesia. “Kalau di negara-negara lain yang kondisi infrastrukturnya sudah lebih baik dari negara kita, dimana kondisi air kerannya sudah bisa diminum, airnya pun diklaim ‘aman’ tapi bukan berarti sehat. Dan, mereka tetap saja beli air minum dalam kemasan,” jelasnya.
Sekadar informasi, berdasarkan data dari BLHD Provinsi DKI Jakarta, konsumsi air untuk kelompok rumah tangga sebesar 855,26 juta meter kubik pada tahun 2012. Kebutuhan ini meningkat sebesar 4,89 persen dibanding tahun 2011, yaitu sebesar 855,26 juta meter kubik. Rumah tangga di DKI Jakarta menggunakan air minum dari berbagai sumber, antara lain ledeng (16,64%), kemasan (62,66%), sumur (20,06%), dan lainnya (0,64%).
Ferdy berharap, pemerintah lebih serius mengelola masalah air. “Seharusnya, dengan kita membayar pajak dan kewajiban lain, sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk memberikan air yang aman dan berkualitas untuk dikonsumsi,” ujarnya.
“Di negara ini, di beberapa daerah untuk mendapatkan air yang aman saja sulit, apalagi air yang sehat. Selagi menunggu pemerintah bisa memberikan air yang aman untuk dikonsumsi kepada seluruh lapisan masyarakat, kita juga harus melakukan filterisasi air tanah di rumah sendiri sampai pada tahap aman untuk dikonsumsi. Karena kalau untuk tahap sehat, itu memerlukan kriteria lain lagi,” imbau Ferdy.
(G08)