“Faircloth & Supply”, salah satu label fashion dari Los Angeles yang menjual pakaian untuk tujuan amal membuktikan kepedulian dan keseriusannya menanggapi isu-isu kemanusiaan, khususnya bagi kelangsungan hidup perempuan. Saat ini, Faircloth sedang melakukan aksi sosial bagi anak-anak dan perempuan di Nepal.
Pendiri “Faircloth & Supply”, Phoebe Dahl merasa bahwa advokasi yang berhubungan dengan anak-anak bukan merupakan panggilan semata namun sudah dirasakan sebagai urusan keluarga. Awal mulanya Phoebe menjalin sebuah hubungan yang begitu singkat dengan seorang anak perempuan, sehingga ia menyumbangkan seragam sekolah, perlengkapan dan uang saku tahunan.
“Penyebab saya memilih Nepal karena berkaitan dengan pendidikan anak perempuan dan saya selalu bergairah jika sesuatu berkaitan dengan hak-hak perempuan dan pendidikan bagi anak-anak perempuan,” ujarnya seperti yang dilansir dari ecouterre.com.
Untuk bisa bersekolah, seorang siswa diwajibkan untuk menggunakan seragam. Hal ini guna menghindari diskriminasi kasta.
“Dengan memberikan seragam, Anda telah memberikan seorang gadis kesempatan untuk dapat kehidupan yang lebih baik karena melalui pendidikan, seorang gadis muda bisa mengangkat kehidupan ekonomi keluarganya,” tambahnya.
Saat ini, Faircloth menyumbangkan dua seragam sekolah, perlengkapan sekolah, dan beasiswa satu tahun dari setiap pembelian pakaian yang selalu menggunakan bahan organik ini. Sumbangan yang diberikan oleh “Faircloth & Supply” memungkinkan generasi baru anak perempuan untuk bersekolah.
Nepal merupakan negara berkembang dan berbatasan dengan India, tidak luput dari perdagangan manusia dan kriminalisasi terhadap perempuan. Hal inilah yang membuat label pakaian bergaya klasik ini terus memperjuangkan hak-hak untuk kehidupan perempuan yang lebih baik.
Seperti yang ramai diberitakan, pada akhir April lalu, Nepal mengalami bencana gempa bumi dengan kekuatan 7,8 skala Richter. Tragedi ini menyebabkan lebih dari 5.000 orang meninggal. PBB memperkirakan delapan juta orang di 39 kabupaten telah menjadi korban bencana ini.
Dilansir dari www.bbc. com, lebih dari 10.000 orang terluka dan korban meninggal diantaranya adalah 18 pendaki yang berada di basecamp Gunung Everest akibat terkena longsoran yang dipicu oleh gempa .
Penulis: Gloria Safira