Bijak Menggunakan Plastik ala Sonia Fergina Citra

Reading time: 2 menit
Sonia Fergia Citra
Sonia Fergia Citra. Foto: www.instagram.com/soniafergina/

Jakarta (Greeners) – Sonia Fergina Citra pemenang ajang kontes Putri Indonesia 2018 mengaku sudah peduli terhadaap isu-isu lingkungan jauh sebelum mengikuti kontes tersebut. Ia mengatakan pernah membolos sekolah dan pergi ke laut yang dekat dengan rumahnya. Namun, kondisi pantai justru membuatnya terganggu karena banyak sampah yang menutupi terumbu karang di sekitar pantai Bangka Belitung.

“Ada isu lingkungan merawat terumbu karang, waktu itu diberi kesempatan mewakili Bangka Belitung di acara Puteri Indonesia. Setiap Puteri Indonesia mempunyai advokasi yang nanti akan dibawa ke Miss Universe,” ujar Sonia.

Bersama pemuda di tempatnya, perempuan kelahiran Tanjung Pandang 1993 ini, membuat sebuah komunitas bernama “Diberi untuk Memberi.” Komunitas yang didirikan pada tahun 2016 tersebut memiliki misi untuk mengedukasi masyarakat tentang keadaan alam Indonesia.

Baca juga: Band Kotak, Ajak Penggemarnya Untuk Kurangi Plastik Sekali Pakai

Di kontes Miss Universe 2018, Sonia mengangkat tema Be Diverse, Be Tolerant. Ia terinspirasi dari keberagamaan yang ada di keluarganya. Ia yakin setiap agama yang ada di Indonesia mengajarkan nilai kebaikan terhadap lingkungan. “Saya membawa nilai-nilai yang ada di keluarga saya, tapi juga saya ingin menolong lingkungan ini,” kata dia.

Sonia juga berkolaborasi bersama perusahan daur ulang untuk membuat sebuah produk buku catatan (notebook). Produk tersebut dibuat dari bahan daur ulang kertas dan diinisiasi sebagai  sarana edukasi ke masyarakat bahwa limbah memiliki nilai positif.

Sonia Fergia Citra

Sonia Fergia Citra. Foto: www.greeners.co/Ridho Pambudi

Sementara untuk mode, ia juga membuat sebuah produk tas berbahan dasar plastik. “Di sini saya berpikir, ingin sekali membikin sebuah program yang bisa dipakai (dan) fashionable untuk anak muda juga memiliki nilai positif bagi lingkungan.”

Sonia mengatakan, tas yang diproduksi oleh ibu-ibu di Cigudeg, Bogor itu, 85 persen berbahan sampah plastik. Visi misi yang dituangkan mengangkat pemberdayaan dan fashion. “Untuk prosesnya, aku terjun langsung. Pengolahan sampah itu sangat penting. Karena ternyata enggak semua plastik yang dibuang di tempat sampah itu bisa digunakan,” ucap Sonia.

Dengan adanya pengolah sampah lebih lanjut, kata Sonia, plastik-plastik ini dapat digunakan kembali dengan tujuan yang lebih  baik. Misalnya, seperti di Bali yang dibuat aspal. Menurutnya, isu lingkungan harus menjadi tanggung jawab bersama bukan hanya tugas pemerintah. “Mengingatkan juga untuk generasi muda, kalau plastik itu sebenarnya salah satu isu yang harus kita hindari. Dalam artian kita boleh menggunakan, tapi dengan wise, satu kali.”

Penulis: Ridho Pambudi

Top