Anda suka bersolek dengan perhiasan yang berkilau seperti berlian? Greeners menyadur tentang tren berlian yang tidak ditambang dengan penuh polemik, melainkan tercipta dari udara. Simak tulisan berikut.
Setelah menempuh karir di merek perhiasan besar, Ryan Shearman dan Dan Wojno menjadi sangat sadar akan banyak sekali masalah yang terkait dengan penambangan berlian. Mulai dari proses intensif pemakaian energi untuk mengambil permata dari bumi (biasanya melibatkan mesin berat dan bahan peledak), sertifikasi yang tidak dapat diandalkan, serta kerja paksa dan tidak adil.
“Ada proses untuk memastikan konflik mengenai berlian tidak memasuki pasar, tetapi tidak berhasil. Konflik berhasil masuk ke pasar setiap hari. Anda tidak dapat menangkap semuanya, dan organisasi tidak mendefinisikan konflik mengenai berlian dengan tepat. Pelanggaran hak asasi manusia tidak terdeteksi,” kisah Shearman.
Perdebatan antara Penambangan dan Bentukan Laboratorium
Dalam beberapa tahun terakhir, kurangnya kemampuan traceability (identifikasi spesifik akan pergerakan produk yang meliputi rantai proses dan suplai) telah menginspirasi gelombang baru merek berlian yang dikembangkan di laboratorium.
Gerakan ini memunculkan perdebatan sengit tentang jenis berlian mana yang lebih baik. Pemasok berlian tradisional bersikeras bahwa batu mereka memiliki jejak karbon yang lebih rendah, karena laboratorium membutuhkan mesin dan bahan kimia yang kuat untuk “menumbuhkan” serpihan karbon menjadi batu.
Sementara itu, orang-orang laboratorium mengatakan datanya keliru. Perusahaan berlian bahkan mulai menggunakan istilah “berlian alami”, sebagai permainan pasar yang menghilangkan aspek pertambangan yang merusak.
Ini mungkin membingungkan beberapa konsumen sehingga menganggap berlian yang terbuat di laboratorium itu palsu. Padahal, secara ilmiah mereka identik. Di sisi lain, laboratorium harus mengambil sumber karbon mereka dari suatu tempat. Biasanya, sumbernya dari bahan bakar fosil melalui pengeboran minyak atau fracking.
Dengan kata lain, tidak ada pilihan yang benar-benar sempurna untuk ramah lingkungan. Namun, Aether, Shearman, Wojno, dan Robert Hagemann memperkenalkan opsi ketiga; yaitu berlian yang terbuat dari karbon berlebih yang diambil dari atmosfer. Singkatnya, bisa kita katakan berlian dari udara.
“Argumennya adalah, apa yang paling tidak berbahaya untuk planet ini?. Sekarang kami membalik argumen tersebut, karena kami tidak merusak planet ini sama sekali. Setiap berlian yang kami jual membuat dunia menjadi jauh lebih baik,” jelas Shearman.
Rangkaian Proses Pembuatan Berlian dari Udara
Saat ini terdapat lebih dari 109 miliar ton karbon di atmosfer, dan pengurangan emisi kita tidak cukup untuk mengekang pemanasan global. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengatakan bahwa kita juga perlu menyita karbon melalui solusi alami — seperti pertanian regeneratif dan reboisasi — dan cara yang maju, seperti teknologi penangkapan karbon.
Untuk Aether, prosesnya berjalan seperti ini: menggunakan teknologi penangkapan langsung CO2 dari udara. Kemudian terdorong melalui filter dan mengubahnya menjadi metana (bahan hidrokarbon mentah yang pada akhirnya akan menjadi berlian). Setelah itu menempatkannya di reaktor, di mana ia akan menumbuhkan atom demi atom menjadi batu.
Seluruh proses memakan waktu tiga hingga empat minggu. Hingga akhirnya berlian mentah dikirim untuk pemotongan, pemolesan, dan menjadi salah satu desain arsitektur Aether yang mengkilap.
Baca juga: Piece and Gathering, Perhiasan dari Barang Bekas
Berlian dari Udara Memangkas 20 ton Karbon
Yang terpenting, setiap karat menghilangkan sekitar 20 ton karbon dari langit — angka yang lebih tinggi dari jejak karbon rata-rata orang Amerika per tahun. “Jika Anda membeli berlian dua karat, pada dasarnya seimbang dengan dua setengah tahun hidup Anda,” tambah Shearman.
Banyak perhiasan Aether yang jumlahnya jauh lebih banyak dari itu. Cincin solitaire-nya (dengan harga sekitar $7.000) berdampingan dengan “jaket cincin” yang dapat Anda tumpuk dan berlapis multi karat yang berkilau. Potongan Aether yang lebih mencolok, seperti anting-anting Synthesisnya, dijual dengan 5,39 karat seharga $40.000.
Baik dari segi desain dan harga, Aether terlihat mewah, dapat bersaing dengan desain-desain masa kini. Harapannya bukanlah bahwa Aether dapat menangani miliaran ton karbon itu sendiri. Tetapi debutnya menunjukkan seperti apa wujud mode dengan “iklim positif”. Serta bagaimana kita dapat memandang karbon sebagai sumber daya, bukan masalah eksistensial yang tidak dapat kita pecahkan.
Hagemann dan Shearman dengan senang hati menawarkan cara nyata dengan kemewahan untuk membantu orang lebih memahami perubahan iklim. “Semua orang di komunitas iklim setuju bahwa kami perlu mendorong partisipasi konsumen,” ujar Hagemann. “Sangat sulit untuk melakukan itu, karena orang tidak ingin mengubah perilaku mereka. Jadi, kami melihat ini sebagai peluang yang sangat kuat. Anda tidak perlu mengubah perilaku Anda, dan kami memberi Anda sarana untuk memberikan dampak yang sangat besar.”
Sumber:
Penulis: Agnes Marpaung