(Greeners) – Sebagian orang beranggapan bahwa rasa manis pada buah dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh. Tidak sedikit dari pasien yang didiagnosis menderita diabetes ataupun sedang melakukan diet rendah gula menghindari mengonsumsi buah-buahan karena alasan ini.
Pengaruh konsumsi pangan berkarbohidrat termasuk buah terhadap kadar glukosa darah (yang juga disebut respon glikemik) telah menjadi isu penting, baik untuk pasien diabetes melitus, pra diabetes, maupun orang sehat. Sejumlah studi epidemiologi menunjukkan tingginya konsumsi buah berkorelasi negatif dengan risiko penyakit-penyakit kardiovaskular, kanker dan kronis seperti obesitas dan diabetes (dikutip dalam kajian ilmiah Hoerudin dalam Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian Volume 8, 2012).
Buah merupakan pangan penting yang dapat menjadi sumber karbohidrat, vitamin, mineral, serat, dan senyawa fenolat yang berfungsi sebagai antioksidan. Buah memiliki kandungan gula sederhana yang cukup tinggi. Gula sederhana terdiri atas monosakarida dan disakarida merupakan karbohidrat utama dalam buah.
Sejak tahun 1960-an gula sederhana dianggap sebagai penyebab terjadinya sejumlah gangguan kesehatan dan penyakit pada manusia seperti obesitas, diabetes, dan coroner. Hingga saat ini mekanismenya masih diperdebatkan dan banyak mendapat perhatian, khususnya dalam penelitian-penelitian ilmu nutrisi.
Setiap jenis buah mengandung komponen gula dan kadar gula yang berbeda. Di samping monosakarida (glukosa, fruktosa) dan disakarida (sukrosa), sorbitol yang merupakan polyols (gula alkohol) juga terkandung dalam buah. Campuran komponen-komponen gula tersebut yang menentukan derajat kemanisan buah.
Respon glikemik buah ditentukan oleh sejumlah faktor, seperti jenis gula yang dikandungnya dan sifat-sifat intrinsik yang berkaitan dengan pelepasan gula (sugar release properties) dari buah tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks glikemik (IG) buah yang berbeda-beda.
Lektor Kepala Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Jakarta II, DR. Ir. Trina Astuti, MPS menjelaskan bahwa di dalam buah terdapat kandungan gula seperti fruktosa atau glukosa. “Kalau untuk orang diabet memang harus bisa memilih jenis buahnya dan jumlahnya diatur. Itu tergantung dari IG buah tersebut. Semakin kecil angka IG, maka akan semakin kecil dampaknya terhadap kadar gula darah. Sedangkan semakin tinggi IG semakin cepat dicerna dan cepat meningkatkan kadar gula darah,” kata Trina saat dihubungi Greeners melalui telepon, (12/12/2018).
IG dikelompokkan menjadi tiga rentang yaitu: IG < 55 kategori rendah; IG 56-69 kategori sedang; dan IG >70 kategori tinggi. Menurut Trina buah dengan nilai IG rendah atau dibawah 50 antara lain apel, jeruk, stroberi, pisang, anggur, pir, dan jambu. Sedangkan buah dengan nilai IG tinggi atau diatas 70 diantaranya adalah melon, semangka, nanas, dan mangga.
Trina menjelaskan bahwa kebutuhan gula setiap orang berbeda-beda dan penderita diabetes pun masih dapat mengonsumsi gula namun dengan jumlah yang berbeda. Ia menyarankan untuk mengonsumsi buah daripada gula murni karena buah juga memiliki kandungan gula alami, serat, vitamin dan mineral.
“Usahakan makan buah beragam. Boleh dikombinasi antara buah yang IG-nya rendah dan tinggi. Sebaiknya buah tersebut dimakan segar jangan dibuat jus. Dengan memakan langsung akan memberikan waktu untuk mengunyah lebih lama, sehingga ada prosesnya,” ujar Trina menambahkan.
Trina menegaskan bahwa pasien yang didiagnosis menderita diabetes tidak perlu khawatir dengan gula pada buah. “Orang penderita diabet atau sedang diet rendah gula tidak harus pantang makan buah, kalau mau dipilih buah yang indeksnya rendah saja. Buah adalah zat gizi alami dimana termasuk bagian dari gizi seimbang. Gizi seimbang itu didapat dari kita makan buah atau sayur lima porsi. Misalkan makan buahnya dua atau tiga porsi, ambil satu porsi yang IG-nya tinggi ataupun rendah, sehingga buah yang dimakan bisa lebih dari satu,” katanya.
Saat dihubungi oleh Greeners, Kepala Program Studi S1 Ilmu Gizi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Taufik Maryusman, S.Gz, M.Pd, M.Gizi menerangkan bahwa kandungan gula pada buah tidak berbahaya namun tidak boleh berlebihan. Menurutnya, kandungan gula yang terdapat pada buah akan berpengaruh bagi pasien diabetes atau yang sedang diet rendah gula apabila kadar IG buah tinggi dan dikonsumsi secara berlebihan.
“Gula pada buah itu mengandung fruktosa dimana lebih lama diserapnya oleh tubuh. Apabila dikonsumsi berlebih dan dalam jangka panjang maka akan memberikan efek kenaikan gula darah,” ungkap Taufik. Senada dengan Trina, Taufik mengimbau untuk mengonsumsi gula yang terkandung di dalam buah dan mengurangi konsumsi gula sederhana yang terkandung pada makanan manis.
Penulis: Sarah R. Megumi