Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak dua tahun silam telah mengubah gaya hidup masyarakat secara drastis. Sejak pandemi berlangsung, kita semua diharuskan untuk beraktivitas secara online atau daring, baik itu untuk sekolah, bekerja, atau berkomunikasi. Adanya keharusan untuk melakukan kegiatan secara daring juga telah memaksa kita untuk lebih dekat dengan penggunaan gawai seperti ponsel, laptop dan juga earphone.
Namun jika tidak kita lakukan secara bijak, penggunaan gawai yang berlebihan ketika melakukan aktivitas daring rupanya dapat memberikan dampak buruk. Penggunaan gawai secara terus-menerus, khususnya untuk penggunaan earphone, dapat mengancam kesehatan organ pendengaran kita. Mendengarkan suara nyaring secara kontinu dengan menggunakan earphone dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pendengaran.
“Pemakaian earphone atau headphone dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kelelahan sel pendengaran dalam bagian rumah siput. Hal itu dapat menimbulkan gangguan pendengaran secara permanen,” papar Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan-Kepala dan Leher, Dr. dr. Nyilo Purnami, Sp.THT-KL(K), FICS, FISCM, dalam webinar bertajuk Ancaman Ketulian pada Anak dan Remaja Era Daring, Jumat (04/03).
Dr. Nyilo menjelaskan, ada banyak faktor yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran pada seseorang. Selain suara nyaring dan terus-menerus terpapar pada suara bising, pemilihan perangkat audio yang kurang tepat juga dapat merusak kesehatan telinga. Mendengarkan suara dengan desibel lebih dari 85 dB selama delapan jam juga dapat menyebabkan ketulian.
Menurut Dr. Nyilo, terdapat beberapa gejala umum dari gangguan pendengaran yang paling sering ditemui. Kesulitan mendengar percakapan, tidak bisa mendengar suara berfrekuensi tinggi, serta telinga berdenging merupakan gejala awal dari rusaknya organ pendengaran. Biasanya gejala tersebut dapat terjadi pada kedua telinga.
“Untuk mengatasi permasalahan gangguan pendengaran, diperlukan pemeriksaan telinga dan pemeriksaan pendengaran secara menyeluruh. Penggunaan earphone yang tidak tepat juga dapat menimbulkan penumpukan kotoran telinga dan infeksi telinga,” ujar dr. Nyilo. “Namun apabila ada ketulian dan gangguan komunikasi, beberapa terapi khusus mungkin harus segera dilakukan.”
Mencegah Gangguan Pendengaran di Era Daring
Dalam webinar tersebut, Dr. Nyilo menjelaskan, bahwa mencegah gangguan pendengaran di era daring dapat kita lakukan dengan cukup mudah. Beliau menyarankan siapapun yang rutin berkegiatan secara online untuk memilih perangkat audio yang sesuai dengan anatomi telinga. Selain itu, gunakanlah perangkat audio maksimal selama 60 menit, lalu beristirahatlah selama 15 menit atau lebih.
“Untuk menghindari terjadinya gangguan pendengaran, jangan mendengarkan audio dengan volume lebih dari 60 persen. Jangan lupa untuk selalu melakukan pemeriksaan telinga secara berkala,” kata dr. Nyilo.
Sebagai informasi, selain dapat menyebabkan gangguan pendengaran, paparan suara secara berlebih juga dapat menyebabkan gangguan mental pada seseorang. Sebuah penelitian yang terbit dalam jurnal Environmental Health Perspective menemukan bahwa suara bising dapat memicu terjadinya kecemasan dan stres berlebih.
Penulis: Anggi R. Firdhani