5 Kunci Diet Sehat

Reading time: 4 menit
diet sehat

Ilustrasi: pixabay.com

4. Pilihlah jenis minyak dan daging yang baik

Gunakanlah minyak nabati (seperti minyak zaitun, kedelai, bunga matahari atau minyak jagung) daripada minyak yang tinggi lemak jenuh (seperti mentega, ghee, lemak babi, kelapa dan minyak sawit).

Untuk daging, baiknya memilih lebih sering mengonsumsi daging putih seperti unggas dan ikan yang umumnya rendah lemak, daripada daging merah dari sapi atau domba dan sejenisnya. Batasi juga konsumsi daging olahan yang umumnya tinggi lemak dan garam.

Untuk konsumsi susu, sebisa mungkin pilihlah susu dan produk susu rendah lemak atau reduced fat. Hindari juga makanan olahan, baik yang dipanggang atau digoreng. Umumnya makanan tersebut mengandung lemak trans.

Mengapa?

Minyak tinggi lemak jenuh dan makan terlalu banyak lemak terutama jenis lemak jahat dapat berbahaya bagi kesehatan. Misalnya, orang yang makan terlalu banyak lemak jenuh dan lemak trans akan beresiko tinggi terserang penyakit jantung dan stroke.

Lemak trans dapat terjadi secara alami dalam produk tertentu seperti daging dan susu, tetapi lemak trans ini umumnya dihasilkan karena proses industri (misalnya pada sebagian minyak hasil hidrogenasi). Lemak ini banyak ditemui dalam berbagai makanan olahan.

5. Kurangi konsumsi gula dan garam
Ketika memasak atau menyiapkan makanan, batasi penggunaan garam dan natrium secara berlebihan (termasuk juga pemberian kecap dan saus ikan). Hindari camilan (makanan dalam kemasan) yang tinggi kandungan garam dan gula. Batasi mengonsumsi minuman ringan atau bersoda yang tinggi kadar gula (termasuk jus buah kemasan, susu kemasan, sirop, dan yogurt). Sebagai gantinya Anda bisa memilih buah segar.

Mengapa?

Orang-orang yang mengonsumsi makanan dengan kadar natrium/garam yang tinggi memiliki risiko lebih besar terserang tekanan darah tinggi, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Demikian pula orang-orang yang mengonsumsi banyak gula memiliki risiko yang lebih besar menjadi kelebihan berat badan atau obesitas, dan peningkatan risiko kerusakan gigi. Sebaliknya, orang-orang yang mengurangi jumlah gula dapat mengurangi risiko terjangkit penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan stroke.

Penulis: AT/G39

Top