Pernahkah kita mengalami kebingungan ketika hendak mengenakan pakaian padahal bertumpuk-tumpuk pakaian ada di lemari? Berdasarkan penelitian Waste & Resources Action Programme, rata-rata rumah tangga di Inggris memiliki pakaian senilai 4.000 poundsterling, 30% diantaranya usang walau tidak terpakai. Begitu juga halnya dengan sepatu, meski jumlah yang dimiliki ada banyak, tapi pada kenyataanya jarang sekali yang terpakai.
Dengan tingkat konsumerisme yang tinggi, sudah saatnya bagi para konsumen untuk sebuah revolusi, diantaranya dengan membeli pakaian dengan lebih bertanggung jawab. Saat ini industri fesyen meyakinkan kita bahwa konsumsi yang berlebihan adalah sesuatu yang bisa dibanggakan dan menjadi penanda kesuksesan seseorang.
Lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang lingkungan Greenpeace menyatakan dalam kampanyenya bahwa dengan menyingkirkan baju lama yang jarang dipakai dan membeli pakaian-pakaian baru, kita menyumbangkan energi tambahan untuk lingkaran pasokan limbah beracun dan memenuhi tempat pembuangan sampah dengan cara membeli yang impulsif.
Tapi kita bisa mengubah industri fesyen hanya dengan mengubah cara kita memperlakukan pakaian. Ini dia caranya:
1. Perbaiki, bukan mengganti
Sedikit usang atau sobek bukan berarti bajunya siap dibuang. Greenpeace menyarankan: ambil jarum dan benang sebelum menjadwalkan untuk belanja. Katakan pada dunia #ImKeepingThis, atau kalau diterjemahkan secara bebas artinya “saya tidak akan membuang baju ini”.