Menjelang berbuka puasa, kita kerap menyajikan beragam menu, salah satunya gorengan. Menu ini menjadi favorit bagi banyak orang untuk menambah kenikmatan pada saat berbuka puasa.
Banyak orang menyukai gorengan. Padahal makanan ini cenderung tinggi kalori dan lemak trans. Konsumsi gorengan yang berlebihan dan terus menerus bisa berdampak negatif pada kesehatan kamu lho Sobat Greeners!
Patut kita sadari, menggoreng makanan dapat meningkatkan jumlah kalori yang kita konsumsi. Kira-kira apa saja dampak bagi kesehatan dari makan gorengan secara berlebih? Yuk simak penjelasannya di bawah ini!
1. Meningkatkan Risiko Penyakit
Mengonsumsi makanan yang digoreng dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kolesterol dan obesitas, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Faktanya, dua penelitian observasi besar menemukan semakin banyak orang makan gorengan, semakin besar risiko terkena penyakit jantung.
Satu studi menemukan wanita yang makan satu atau lebih porsi ikan goreng per minggu memiliki risiko gagal jantung 48 persen lebih tinggi, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi satu sampai tiga porsi per bulan.
Di sisi lain, peningkatan asupan ikan panggang dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah. Studi observasi lain menemukan bahwa diet tinggi gorengan berkaitan dengan risiko serangan jantung secara signifikan.
Sebuah studi pada tahun 2014 yang para peneliti di Harvard School of Public Health lakukan menemukan, konsumsi gorengan yang sering secara signifikan berkaitan dengan risiko pengembangan diabetes tipe dua.
2. Gorengan Memicu Kegemukan
Makanan yang digoreng mengandung lebih banyak kalori daripada makanan yang tidak digoreng. Oleh karena itu, mengonsumsinya dalam jumlah banyak dapat meningkatkan asupan kalori kamu secara signifikan.
Selain itu, penelitian menunjukkan lemak trans dalam makanan yang kita goreng dapat memainkan peran penting dalam penambahan berat badan, karena memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak.
Maka dari itu, sebaiknya kita membatasi asupan gorengan saat berbuka puasa ya, Sobat Greeners. Jika kamu ingin mengonsumsi gorengan, kamu bisa membatasinya dan jangan lupa perbanyak makan buah dan sayur agar tetap seimbang.
3. Gorengan Miliki Kandungan Lemak Jahat
Lemak trans terbentuk ketika lemak tak jenuh mengalami proses yang disebut hidrogenasi.
Produsen makanan sering menghidrogenasi lemak menggunakan tekanan tinggi dan gas hidrogen untuk meningkatkan masa simpan dan stabilitasnya, tetapi hidrogenasi juga terjadi saat minyak dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi selama memasak.
Proses tersebut mengubah struktur kimia lemak, membuatnya sulit untuk tubuh kamu pecahkan yang pada akhirnya berdampak negatif bagi kesehatan.
Lemak trans dalam makanan ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh (low density lipoprotein). Jadi, semakin banyak kamu mengonsumsi gorengan, maka semakin banyak kadar lemak jahat dalam tubuh.
Menurut studi yang The American Journal of Clinical Nutrition terbitkan tahun 1997, lemak trans berkaitan dengan peningkatan risiko banyak penyakit. Termasuk penyakit jantung, kanker, dan lainnya.
4. Kandungan Akrilamidanya Sebabkan kanker
Alasan lain untuk membatasi gorengan saat berbuka puasa yaitu gorengan memiliki potensi kandungan akrilamida. Ini adalah zat beracun yang dapat terbentuk dalam makanan selama memasak dengan suhu tinggi, seperti menggoreng atau memanggang.
Akrilamida terbentuk oleh reaksi kimia antara gula dan asam amino (asparagin). Makanan bertepung seperti kentang goreng seringkali mengandung konsentrasi akrilamida yang lebih tinggi. Konsentrasi akrilamida yang tinggi dalam tubuh dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker.
Penulis : Dini Jembar Wardani
Editor : Ari Rikin
Sumber : Healthline