Tidak cuma buahnya, yuzu juga dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Hasil persilangan jeruk mandarin dan ichang papeda itu disebut-sebut mirip dengan lemon. Mereka sama-sama memiliki kulit kuning dengan cita rasa asam, tetapi keduanya berasal dari famili yang berbeda.
Yuzu tergabung ke dalam famili Rutaceae dan genus Citrus. Tanaman ini tidak memiliki nama spesiesnya sendiri, melainkan gabungan antara dua tetuanya yakni Citrus ichangensis x C. reticulata.
Pada tahun 1954, ahli botani dan mikologi Jepang Tyozaburo Tanaka, memperkenalkan flora tersebut sebagai Citrus junos. Namun, nama itu kemudian dianulir dan diganti sesuai tata aturan penamaan ilmiah.
Untuk meluruskan kesimpangsiuran, perlu diketahui bahwa buah yuzu sebenarnya berasal dari Cina. Tanaman itu dibawa ke Jepang dan Korea sejak Dinasti Tang, lalu menjadi sangat populer di ketiga negara.
Morfologi dan Ciri-Ciri Tanaman Yuzu
Buah yuzu tampak seperti perpaduan antara limau gedang kecil dan lemon, tetapi dengan permukaan yang tidak rata. Warnanya sendiri tergantung tingkat kematangan buah, mulai dari hijau hingga kuning.
Buah tersebut memiliki diameter antara 5,5–7,5 cm. Pokoknya sendiri terlihat seperti semak belukar atau pohon kecil, sedangkan daunnya memiliki tangkai yang besar dengan ukuran 18–30 x 6–15 mm.
Buah dan daun tumbuhan tersebut dikenal memiliki aroma yang kuat. Karena hasil persilangan, tampilan daunnya pun sangat mirip dengan daun jeruk purut dan ichang papeda.
Di Jepang, ada pula pohon hanayuzu yang digunakan sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini biasanya mempunyai bunga yang lebih mencolok daripada buahnya, sehingga lebih cocok dijadikan sebagai penghijau.
Perlu diketahui, flora berordo Sapindales itu dapat menghasilkan bunga dengan kelopak berwarna putih. Dalam satu tangkai umumnya terdiri atas lima kelopak, dengan kepala sari berwarna kuning cerah.
Habitat dan Varietas Tanaman Yuzu
Tumbuhan yuzu berasal dari Asia Timur. Spesies ini diperkenalkan ke berbagai wilayah, termasuk daerah-daerah beriklim beku dengan toleransi suhu mencapai -5 derajat Celsius.
Di daerah asalnya, hasil hibrida ini tumbuh secara liar di China bagian tengah dan Tibet. Sangat unik memang, sebab ia mampu bertahan hidup di habitat yang tidak terjangkau oleh jeruk pada umumnya.
Menurut sejarah, varietas C. ichangensis x C. reticulata diperkirakan eksis sejak tahun 618–907. Nama buah itu disebutkan dalam Shoku-Nihongi, sebuah teks sejarah yang dibuat oleh kekaisaran Jepang.
Melansir berbagai sumber warga lokal juga mengenal jenis jeruk manis yang disebut yuko. Varian ini awalnya sangat populer di Negeri Sakura, tetapi statusnya menjadi terancam punah pada tahun 1970–1980-an.
Selain itu, ada pula varian jeruk yang disebut shishi yuzu. Jenis ini dapat kita tandai dari permukannya yang kasar dan berkeriput. Diameternya pun terbilang cukup besar karena dapat mencapai 20 cm.
Kandungan dan Manfaat Tanaman Yuzu
Dibandingkan lemon, jeruk yuzu memiliki cita rasa yang lebih asam. Buah ini sangat jarang dikonsumsi secara langsung, melainkan sebagai pewangi masakan atau kue dalam kuliner Jepang dan Korea Selatan.
Berkat aromanya tersebut, jeruk ini juga diolah sebagai bahan baku parfum atau wewangian. Sedangkan kulitnya diekstrak menjadi minyak esensial yang bermanfaat untuk berbagai kebutuhan.
Seperti Citrus pada umumnya, tumbuhan berkelas Magnoliopsida itu mengandung vitamin C yang tinggi. Ia juga menyimpan beragam nutrisi lain seperti karbohidrat, serat, vitamin A, E, serta vitamin B kompleks.
Karena itu, memakan jeruk ini dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh hingga melancarkan peredaran darah. Nutrisi di dalamnya juga baik untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah demensia.
Dalam sebuah penelitian, varietas C. ichangensis x C. reticulata diketahui memiliki senyawa limonoid. Senyawa ini dapat melawan sel-sel kanker, khususnya kanker payudara, usus besar, dan prostat.
Taksonomi C. Ichangensis x C. Reticulata
Penulis : Yuhan al Khairi