Siapa sangka di Indonesia kita juga bisa menemui hewan yang dekat dengan kanguru, fauna yang terkenal mempunyai kantung di perutnya. Di ujung timur Indonesia, tepatnya di Papua, adalah habitat walabi. Sama seperti kanguru, walabi termasuk fauna tipe mersupialia.
Nama ilmiah walabi adalah Macropus agilis papuanus. Dia merupakan salah satu satwa yang terdapat di Indonesia dan termasuk dalam satwa wilayah Australia. Santosa dan Sitorus dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor dalam “Pendugaan Parameter Demografi dan Pola Penyebaran Walabi Lincah (Macropus agilis papuanus) di Kawasan Taman Nasional Wasur Papua”, menyebut fauna ini sebagai mamalia berkantung dari genus macropus.
Walabi adalah satwa endemik dari spesies flagshiev. Spesies ini hanya dapat kita jumpai di Taman Nasional Wasur, Merauke, Papua. Mereka berperan sebagai herbivora utama dalam savana di Taman Nasional Wasur. Mersupial ini merupakan spesies indikator utama dalam penetapan zona perlindungan intensif di Taman Nasional Wasur.
Wallaby di Australia, Walabi di Indonesia
Warga mancanegara biasa memanggil satwa ini dengan nama wallaby. Nama wallaby berasal dari suku aborigin Eora yang menetap di pesisir New South Wales, Australia. Nama ini mengacu pada tiga puluh spesies macropus yang tersebar baik di Australia, Papua (Indonesia), maupun Papua New Guinea. Banyak spesies satwa ini yang warga beri nama sesuai habitat mereka. Misalnya rock wallabies untuk yang tinggal di daerah berbatu, dan swamp wallabies bagi yang menetap di daerah rawa.
Di Tanah Air, selain disebut walabi, masyarakat Merauke, Papua kerap mengenalnya dengan sebutan “Toraj.” Mengutip laman WWF, awalnya, satwa ini merupakan hewan Australia, penyebaran bermula pada 14.000 – 17.000 tahun yang lalu pada zaman es di saat permukaan air laut surut.
Ketika daratan Papua dan Australia menyatu, terjadi padang rumput yang menjalar dari utara Australia sampai bagian selatan Papua. Padang rumput ini yang memungkinkan terjadinya persebaran fauna ini dari Australia ke Papua. Faktor lain yang dimungkinkan ialah kesengajaan oleh warga yang melepas mersupial yang mereka bawa dari Australia ke Papua, hingga satwa ini berkembang biak.
Perbedaan Walabi dan Kanguru
Secara general, perbedaan walabi dan kanguru yakni, kanguru biasanya mengacu pada macropus yang bertubuh besar. Sementara walabi mengacu pada macropus yang bertubuh kecil hingga sedang. Berbeda dengan kanguru yang besar, walabi dewasa rata-rata memiliki berat 3-25 kg, tinggi 30-180cm, panjang ekor 55cm serta panjang kaki hanya 21 cm. Meskipun terbilang kecil, satwa ini dapat melompat setinggi 1,8 meter serta 6 meter jauhnya. Baby wallaby, atau bayi walabi, ketika kecil sangatlah imut. Ukurannya hanya sebesar jeli, sekitar 2 cm dengan berat 1 gr. Di habitatnya, mereka mencari pakan pada waktu siang hari, jenis pakan rumput, ubi, tunas dan daun.
Baca juga: Belut Sawah, Si Lincah Penghuni Lahan Berlumpur
Status Perlindungan
Dalam Daftar Merah IUCN status satwa ini adalah Mengkhawatirkan (Least Concern/LC), dan jadi semakin mengkhawatirkan karena populasinya terus menurun. Hal ini terjadi karena perburuan dan perdagangan spesies ini yang masih kerap ditemukan untuk dijadikan satwa peliharaan.
Walabi sangat rentan dengan ancaman perburuan dan perdagangan ilegal. Pakar pun khawatir hewan endemik ini dapat punah kapan saja. Adapun menurut Santosa dan Sitorus permasalahan pengelolaan yang Taman Nasional Wasur hadapi saat ini adalah aktivitas perburuan terhadap hewan ini dan perubahan tipe habitat dari savana murni menjadi savana campuran atau savana yang terinvasi oleh tumbuhan Melaleuca sp. dan Eucalyptus sp. Perubahan habitat ini dapat mempengaruhi populasi walabi di alam.
Taksonomi Walabi
Penulis: Sarah R. Megumi
Editor: Ixora Devi