Venus flytrap atau perangkap lalat Venus adalah sejenis tumbuhan karnivora yang berasal dari daerah subtropis, khususnya wilayah bertanah lembap. Populasinya tersebar mulai dari pantai timur Amerika Serikat di Carolina Utara serta Carolina Selatan.
Dionaea muscipula merupakan nama binomial spesies perangkap lalat Venus. Mereka ahli golongkan ke dalam ordo Droseraceae, sehingga masih berkerabat dengan kantong semar.
Secara taksonomi, Droseraceae sendiri adalah ordo bagi kelompok tumbuhan berbunga. Di dalamnya terdapat tiga genus yang masih hidup, yakni Aldrovanda, Drosera dan Dionaea.
Jika kita lihat penampilannya, bentuk Venus flytrap memang sangat unik. Ia memiliki daun berupa engsel dengan nektar harum, yang berguna untuk menarik minat spesies serangga.
Morfologi dan Ciri-Ciri Venus Flytrap
Perangkap lalat Venus tergolong sebagai tanaman berukuran kecil. Strukturnya dapat kita gambarkan sebagai roset, dengan 4-7 helai daun yang berkembang pada setiap batangnya.
Panjang maksimal batang tumbuhan ini hanya sekitar 3-10 cm. Meskipun cukup jarang, ada pula individu yang berkembang hingga 20-30 cm dengan diameter daun mencapai 8-15 cm.
Sekilas, tampilan daun Venus flytrap memang mirip cangkang. Namun bagian itu biasanya dilengkapi dengan “gigi-gigi” halus, yang berguna untuk menjerat serangga saat tertangkap.
Seperti tumbuhan pada umumnya, permukaan daun perangkap lalat Venus didominasi oleh warna hijau. Bagian dalamnya terlihat sangat indah karena memiliki corak berwarna merah.
Uniknya, permukaan berwarna merah tersebut mampu menghasilkan nektar. Di dalamnya tersedia rambut sensorik bernama trikoma yang dapat memprediksi kehadiran serangga.
Walau namanya “perangkap lalat,” Venus flytrap nyatanya juga mengonsumsi semut, siput, kumbang, serta laba-laba. Jika memungkinkan flora ini bahkan memakan jenis katak kecil.
Baca juga: Tanaman Karnivora: Cara Perawatan Si Pelahap Serangga
Karakter dan Kebiasaan Venus Flytrap
Durasi hidup D. muscipula sebenarnya cukup panjang. Mereka ahli prediksi dapat bertahan hingga usia 20 tahun, namun hanya bisa menutup 3-5 kali sebelum bagian daunnya mati.
Karena itu, proses menjerat mangsa harus terlaksana secara tepat. Ketika serangga datang dan hinggap di permukaan daun, biasanya daun tersebut tidak akan langsung menutup.
Rambut sensorik Venus flytrap akan menghitung berapa banyak gerakan yang telah mangsa lakukan. Saat sensor tersentuh sebanyak 2-3 kali, barulah daun tersebut akan merapat.
Metode perhitungan ini terbilang efektif, yakni untuk menghindari masuknya benda asing seperti air dan kotoran. Cara ini tentunya juga ampuh memperpanjang usia daun mereka.
Saat serangga terperangkap, cairan pencernaan mulai masuk memenuhi area dalam daun. Cairan ini berfungsi menghancurkan tubuh mangsa serta menyerap kandungan nutrisinya.
Tidak semua bagian tubuh serangga dapat Venus flytrap konsumsi, lho. Setelah 5-12 hari, daunnya akan kembali terbuka dan bagian serangga yang tidak bisa dicerna akan rontok.
Konservasi dan Populasi Venus Flytrap
Menurut IUCN Red List, status konservasi D. muscipula berada pada level ‘vulnerable’ atau rentan. Meski begitu, perdagangannya di sejumlah negara masih pemerintah perbolehkan.
Memang berkat keunikannya, banyak orang yang tertarik memelihara Venus flytrap. Namun jika tidak dilakukan dengan benar, hal itu tidak akan berdampak pada kelestarian mereka.
Pada tahun 2019 pakar mengonfirmasi, jumlah individu perangkap lalat Venus yang tersisa di Carolina Utara mencapai 163.951, sedang di Carolina Selatan hanya 4.876 individu saja.
Di seluruh dunia, total populasi flora ini bisa mencapai 302.000 individu. Meskipun terlihat cukup besar, namun persentasenya justru menurun sebanyak 93% daripada 40 tahun silam.
Di tahun 2016, ahli sejatinya menemukan 71 individu Venus flytrap baru di alam liar. Tetapi dari 71 tanaman yang ada, hanya 20 individu yang memiliki harapan hidup cukup panjang.
Baca juga: Anggrek Kantong Semar, Flora Identitas Jawa Timur yang Unik
Taksonomi Spesies Dionaea Muscipula
Penulis : Yuhan al Khairi