Ulat adalah serangga dengan bentuk fisik yang unik dan mungil. Hewan ini gemar mengunyah daun tanaman yang ada di sekitar halaman. Selama hidupnya, ulat akan melalui suatu proses yang mengubah bentuk dari kepompong menjadi kupu–kupu cantik.
Meskipun serangga kecil ini tidak berbahaya, ia tergolong hama tanaman perkebunan. Salah satu jenis ulat yang merusak tersebut adalah Spodoptera litura F. atau dalam penamaan lokal disebut ulat grayak.
Di luar negeri serangga ini dikenal dengan berbagai macam nama, yakni Common cutworm, Tobacco cutworm, Cotton bowlworm, dan Armyworm. Istilah terakhir awalnya dialih bahasakan menjadi ulat tentara lalu diubah menjadi ulat grayak.
Baca juga: Ulat Sagu, Penghuni Pohon Sagu yang Lezat Rasanya
Umumnya mereka terdapat di daerah beriklim panas seperti Eropa, Asia, Afrika, Australia, dan Amerika. Di negara tropis, ulat grayak sering ditemukan di Indonesia, India, Arab, bagian selatan Yaman, Somalia, Ethiopia, Sudah, Nigeria, Mali, Kamerun, dan Madagaskar.
Perkembangan ulat grayak bersifat metamorposis sempurna karena terdiri atas stadium ulat, kepompong, ngengat, dan telur. Ulat grayak betina meletakkan telur secara berkelompok pada permukaan daun, tiap kelompok telur terdiri sekitar 350 butir.
Telur akan menetas sekitar empat hari dalam kondisi hangat atau sampai 11 atau 12 hari jika musim dingin. Larva yang baru menetas akan tinggal sementara di tempat telur diletakkan. Beberapa hari setelah itu larva akan mulai berpencar (Nakasuji, 1976).
Larvanya memiliki warna yang bervariasi. Ia juga memiliki semacam motif atau kalung berbentuk bulan sabit hitam pada segmen abdomen keempat dan kesepuluh. Larva yang baru menetas berwarna hijau muda dengan bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan, dan hidup berkelompok.
Biasanya ulat ini berpindah ke tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah besar. Beberapa hari setelah menetas, larva menyebar menggunakan benang sutera dari mulutnya. Pada siang hari, larva bersembunyi di dalam tanah atau tempat yang lembap. Sementara malam hari atau saat intensitas cahaya matahari rendah, ia gunakan untuk menyerang tanaman.
Baca juga: Ulat Tepung, Serangga Kecil Pemakan Styrofoam
Ulat grayak merupakan jenis hama polyphagus yang menyerang beberapa jenis tanaman. Ulat ini juga sering menyebabkan kerusakan pada daun tanaman kacang-kacangan, jagung, padi, bawang, selada, sawi, kapas, tebu, kedelai, dan termasuk tembakau (Erwin, 2000). Serangannya ditandai dengan daun-daun yang terlihat berwarna agak putih.
Serangan ulat grayak terjadi di malam hari karena mereka aktif di waktu tersebut. Pada siang hari mereka bersembunyi di tempat yang teduh seperti di bagian bawah daun. Hama ulat grayak merusak bagian tepi, atas, maupun bawah daun. Serangan hama ini menyebabkan daun berlubang secara tidak beraturan sehingga proses fotosintesis tanaman pun menjadi terhambat.
Penulis: Sarah R. Megumi