Istilah ular sawah sebenarnya merujuk pada subordo Serpentes (ular-ularan) yang hidup di area persawahan. Namun masyarakat biasanya menggunakan terminologi ini untuk menyebut satu spesies saja, yaitu Python reticulatus atau Sanca Kembang.
Sanca kembang merupakan salah satu jenis ular yang berasal dari keluarga Pythonidae. Ciri-ciri spesies ini bisa kita tandai dari ukuran tubuhnya yang besar dan juga sangat panjang.
Menurut pakar ukuran tubuh mereka bahkan bisa mengalahkan Anakonda (Eunectes), spesies serpentes yang juga dikenal sebagai ular terbesar dan terpanjang di Amerika Selatan.
Melansir berbagai sumber, ukuran tubuh sanca kembang dapat melampaui 10 m. Itu sebabnya, jangan heran jika jenis ular sawah ini pakar nobatkan sebagai ular terpanjang yang ada di dunia.
Habitat dan Persebaran Ular Sawah Sanca
Seperti namanya, ular sawah dapat kita temukan di area persawahan. Merujuk habitat sanca kembang, hewan ini mendiami kawasan hutan-hutan tropis yang memiliki udara lembap.
Secara garis besar, keberlangsungan hidup mereka sebenarnya bergantung pada ketersediaan air. Sehingga ular tersebut cukup mudah kita jumpai di sekitar sungai, kolam, rawa, dan sawah.
Melihat peta persebarannya, python reticulatus tergolong satwa endemik Asia Tenggara. Mereka menyebar mulai dari Burma, Indonesia, Filipina, kawasan Semenanjung Malaya, dan Indochina.
Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi adalah daerah penyebaran ular sawah sanca di Tanah Air. Masing-masing daerah pun memiliki nama panggilan yang berbeda-beda.
Sebagian masyarakat mengenal fauna ini sebagai Sanca Batik atau Sanca Timur Laut. Di kawasan Pulau Simeulue warga memanggil mereka Sawah-n-etem, sedang di warga Ambon mengenal fauna ini sebagai Ular Petola.
Morfologi dan Ciri-Ciri Ular Sawah Sanca
Seperti yang telah saya sebutkan, jenis ular sawah petola adalah spesies ular terbesar yang masih tersisa di dunia. Hewan ini dapat tumbuh hingga sepanjang 11 m, dengan bobot mencapai 158 kg.
Di Balikpapan, Kalimantan Timur warga sempat menemukan jenis sanca kembang terbesar yang ada di Indonesia. Satwa tersebut tercatat memiliki berat 158 kg dengan panjang berkisar 6,95 m.
Faktor pembeda spesies pythonidae dengan ular lain terletak pada sisik dorsanya. Sisik dorsa sanca lebih dari 45 deret, dengan sisik ventral yang lebih sempit dari lebar sisi bawah tubuh mereka.
Berbicara soal tubuh, fauna ini tergolong cukup langsing dengan lingkar badan berotot yang tetap membulat. Motifnya jaring atau rantai, dengan warna perak abu-abu atau perak kecokelatan.
Tidak cuma itu, motif pada punggung mereka juga terlihat sangat khas. Terdapat garis tepi berwarna hitam dengan corak kuning, oranye atau cokelat menghiasi hampir ke bagian kepala.
Membedakan ular sanca betina dan jantan juga cukup mudah. Ukuran panjang tubuh betina umumnya bisa mencapai 11 kaki, sedang pejantan hanya tumbuh antara 7-9 kaki saja.
Perlu kita ketahui, jenis ular sawah ini ternyata mempunyai umur yang sangat panjang. Berdasarkan tinjauan ahli, spesies Python reticulatus dapat hidup hingga usia lebih dari 25 tahun.
Identifikasi Sanca Kembang berdasarkan Klasifikasinya
Ada tiga aspek yang bisa kita gunakan dalam mengidentifikasi ular sawah, yakni cara reproduksi, pola makan, serta jenis-jenisnya. Agar lebih paham, simak penjabarannya berikut ini:
1. Cara Reproduksi
Organ reproduksi mereka matang pada usia 2-4 tahun. Di benua Asia, masa kawin ular sanca kembang berlangsung pada bulan September hingga Maret setiap tahunnya.
Uniknya, baik sanca jantan maupun betina biasanya akan berpuasa saat musim kawin. Sang betina bahkan dapat melanjutkan puasa hingga bertelur atau sampai menetaskan telur-telurnya.
Seekor sanca batik bisa bertelur antara 10-100 butir. Masa bertelurnya terjadi selama 80-100 hari. Setelah menetas sang induk akan meninggalkan anak-anak sanca dan hidup secara liar.
2. Pola Makan
Di habitatnya ular sawah sanca mengonsumsi mamalia kecil, burung dan jenis reptilia. Bila berukuran kecil, ular tersebut umumnya memangsa kodok, kadal dan ikan.
Namun jika ukurannya sudah cukup besar, mereka dapat memakan anjing, monyet, babi hutan, rusa bahkan manusia yang “tersesat” ke tempat sanca menunggu mangsa.
Menariknya lagi, sehabis menelan mangsa berukuran besar biasanya ular ini akan berpuasa. Jangka waktunya beragam, bisa berhari-hari bahkan berbulan-bulan tergantung kapan ia merasa lapar.
3. Jenis Ular Sawah
Seperti diberitakan Kompas.com, menurut peneliti LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Dr. Amir Hamidy, terdapat 13 jenis pythonidae yang mendiami berbagai daerah di Indonesia.
Namun, tidak semua dari spesies tersebut bisa kita temukan di persawahan. Setidaknya ada lima spesies ular yang dapat tergolong sebagai kelompok ular sawah, di antaranya:
- Ptyas korros atau Ular Jali;
- Coelognathus radiata atau Ular Sapi;
- Ahaetulla prasina atau Ular Pucuk;
- Naja sputatrix atau Sendok Jawa; dan
- Python reticulatus atau Sanca Kembang.
Taksonomi Ular Sawah
Referensi
Putri Intan Permata Aryanti, Universitas Muhammadiyah Malang
Kristina Nainggolan, dkk., Institut Pertanian Bogor
Rambosius, dkk., Universitas Tanjungpura
Penulis: Yuhan Al Khairi