Ular pucuk (Ahaetulla prasina) atau Oriental Whipesnake, dikenal juga dengan nama ular gadung. Bentuk kepala ular pucuk memanjang dan runcing di bagian moncongnya. Spesies ini juga memiliki tubuh yang sangat ramping dengan panjang tubuh mencapai 2 meter pada ular pucuk dewasa. Karena penampilan fisiknya ini, ular ini terlihat seperti pucuk tanaman rambat.
Ular pucuk berkembang biak dengan cara ovovivipar, dimana telur ular menetas di dalam rahim induknya. Anak ular yang baru menetas memiliki panjang sekitar 20 sentimeter. Sekali beranak, ular pucuk betina bisa melahirkan sekitar 9 ekor anak ular.
Saat baru dilahirkan, anak ular pucuk berwarna coklat pucat dengan bintik kuning dan hitam. Namun ketika dewasa, warna kulit ular ini dapat berubah menjadi hijau terang. Ciri lain dari ular ini adalah adanya garis tipis berwarna kuning keputihan di sepanjang tepi bawah tubuhnya.
Ular ini merupakan ular yang aktif di pagi dan siang hari (diurnal). Mangsanya berupa burung kecil, kadal, dan kodok. Ular pucuk tidak berbahaya bagi manusia karena ular ini tidak memiliki bisa yang mematikan bagi manusia. Ular ini tersebar luas di seluruh wilayah di Indonesia.
Photographer : Ady Kristanto
Kamera : Nikon D5000 + Lensa Sigma 28 – 300 mm
Lokasi : Muara Angke, Jakarta Utara, DKI Jakarta