Sarang semut (Myrmecodia pendans) merupakan tumbuhan epifit dari Hydnophytinae (Rubiceae) yang telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu obat tradisional dan memiliki potensi sebagai antioksidan alami. Sarang semut tumbuh pada pohon inang setinggi 8 m berada di ketinggian 1.100-2.500 m dari permukaan laut.
Sarang semut banyak ditemukan di hutan bakau, padang rumput dan di hutan hujan tropis. Tanaman berumbi dan berongga pada bagian batang ini biasanya tumbuh menempel pada beberapa jenis tanaman seperti kayu putih, cemara gunung, kaha dan beech.
Tumbuhan ini memiliki batang tebal, tidak bercabang, terbungus klipeoli dan alveoli yang memiliki duri. Daun tunggal, berbentuk jorong dengan panjang mencapai 35 cm, bertangkai tersusun menyebar tapi lebih banyak berkumpul di ujung batang dan berwarna hijau. Helaian daun tebal dan permukaan daunnya tumpul.
Tumbuhan ini memiliki keunikan dari interaksi semut yang menjadikan lorong-lorong umbi sebagai sarang didalamnya dan membuat koloni. Kestabilan suhu dalam umbi membuat koloni semut betah berlama-lama bersarang di dalam tanaman ini. Koloni semut yang tinggal di dalam rongga batang tanaman ini adalah semut jenis Iridomyrmex cordatus.
Sarang semut tidak memiliki akar tetapi menempel pada batang pohon. Dalam jangka waktu yang lama terjadilah reaksi kimia secara alami antara senyawa yang dikeluarkan semut dengan zat yang terkandung di dalam buah sarang semut. Akar sarang semut tidak berfungsi sebagai penyerap unsur hara, hanya sebagai pengikat terhadap pohon inangnya.
Bagi masyarakat pedalaman bagian barat Wamena Papua (suku-suku di Bogondini dan Tolikara) secara turun-temurun menggunakan sarang semut sebagai bahan obat untuk mengatasi reumatik dan asam urat (Simanjuntak dan Subroto, 2010). Disamping itu kandungan senyawa-senyawa kimia dari golongan flavonoid dan tanin yang dimiliki sarang semut diketahui mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Flavonoid berfungsi sebagai antibiotik, antivirus untuk HIV dan herpes. Selain itu flavonoid juga dimanfaatkan untuk mengobati dan mencegah beberapa penyakit seperti asma, katarak, diabetes, encok/rematik, migrain, wasir, periodontitis dan kanker.
Biasanya bagian dari sarang semut yang digunakan untuk pengobatan adalah umbinya. Cara pemanfaatan secara tradisional ialah umbi tersebut diiris melintang atau diserbuk, kemudian direbus dan hasil rebusannya diminum.
Kegunaan sarang semut sebagai obat tradisional memang cukup banyak, namun di sisi lain semakin meningkatnya permintaan maka potensi eksploitasi terhadap tanaman tersebut semakin tinggi. Jika hal tersebut tidak diimbangi dengan pelestarian, maka dapat mengakibatkan terjadinya kepunahan mengingat tanaman sarang semut sulit untuk dikembangbiakkan secara konvensional.
Penulis: Sarah R. Megumi