Trimeresurus albolabris, Viper Pohon Hijau, atau Viper Hijau adalah sejenis ular berbisa yang dapat kita temukan di hampir seluruh wilayah Nusantara. Sebab tampilannya yang mirip dengan Ular Pucuk dan Bajing, ketiga spesies ini sering awam anggap serupa.
Klasifikasi viper pohon hijau, ular pucuk, dan ular bajing sejatinya bertolak belakang. Pucuk dan bajing berasal dari famili Colubridae, sedangkan viper pohon hijau termasuk dalam keluarga Viperidae.
Trimeresurus albolabris justru berkerabat dekat dengan Trimeresurus insularis dan Trimeresurus septentrionalis. Ketiganya bahkan sempat ahli kelompokkan menjadi satu spesies yang sama.
Viper hijau tergolong sebagai reptil yang agresif, ia mudah merasa terganggu dan lekas menyerang. Menurut penelitian, hampir 50% kasus gigitan ular di Indonesia disebabkan oleh ular ini.
Morfologi dan Ciri-Ciri Trimeresurus Albolabris
Jika kita bandingkan dengan spesies ular lainnya, ukuran badan viper pohon hijau terbilang sedang-besar. Ia mempunyai tubuh yang gemuk dan pendek, sehingga pergerakannya tidak terlalu lincah.
Ia juga memiliki dekik pipi yang ahli sebut sebagai loreal pit. Ukurannya terhitung cukup besar dan tampak mencolok, mulai dari belakang lubang hidung sampai dengan area depan mata.
Sepasang taring besar dan panjang terdapat di bagian depan rahang atas. Taring Trimeresurus albolabris sendiri umumnya bisa melipat, serta tertutup oleh selaput lendir di bagian mulut.
Apabila kita ukur secara seksama, tubuh viper hijau betina terbilang lebih panjang daripada sang pejantan. Ia bisa berbiak sampai 80 cm, sedangkan pejantannya hanya berkembang hingga 60 cm.
Ular viper pohon hijau memiliki ekor yang pendek, yakni berkisar 10 – 13 cm. Ekornya ini biasa pakar sebut sebagai prehensile tail karena mampu “memegang” ranting pohon dengan sangat kuat.
Kepala dan tubuh bagian atasnya (dorsal) berwarna hijau daun, dengan bibir keputihan atau kuning. Sisi bawah tubuh (ventral) mereka berwarna kuning terang sampai kuning pucat atau kehijauan.
Habitat dan Persebaran Trimeresurus Albolabris
Spesies Trimeresurus albolabris biasanya terlihat menjalar pada ranting pohon atau di atas lantai hutan. Ia menyukai area hutan bambu sampai dengan semak belukar dekat area perairan.
Jika sedang beristirahat, viper pohon hijau memilih tempat-tempat seperti dedaunan, ranting semak, hingga pohon kecil. Ketinggian pohon tersebut umumnya tak lebih 3 m dari atas tanah.
Melihat peta persebarannya, reptil cantik ini dapat kita bilang asli benua Asia. Ia bisa kita jumpai mulai dari utara India, Kepulauan Nikobar, Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, serta Vietnam.
Viper hijau juga jamak pakar temukan di selatan Tiongkok, Hong Kong, serta Semenanjung Malaya. Sedang di Indonesia, terdistribusi ular tersebut dimulai dari Pulau Sumatera, Jawa, dan Madura.
Bagi masyarakat Sunda, Trimeresurus albolabris awam kenal dengan sebutan Oray Bungka dan Majapait. Sedang untuk warga Jawa, ia populer dengan nama Ula Bangka-laut atau Gadung Luwuk.
Berbeda dengan Lombok dan Bima, khalayak mengenal hewan tersebut sebagai Ulah Sanggit atau Sawa Tarihu. Ia tersohor sebagai Ular Bangkai Laut dan White-Lipped Tree Viper secara internasional.
Kebiasaan Spesies Trimeresurus Albolabris
Ular viper pohon hijau tergolong sebagai hewan nokturnal. Pada siang hari, ular ini menjadi lembam dan tertidur dalam keadaan tergulung pada cabang pohon, semak, atau rimbunan ranting bambu.
Selain kebiasaan tersebut, Trimeresurus albolabris juga bisa kita identifikasi berdasarkan pola reproduksi, makanan, dan bisanya. Agar semakin jelas, berikut Greeners rangkum untuk Anda.
– Pola Reproduksi
Pola reproduksi white-lipped tree viper terbilang unik karena bersifat ovovivipar. Telur-telurnya menetas saat masih di dalam perut, lalu keluar sebagai anakan sehingga tampak seperti melahirkan.
Dalam sekali periode “persalinan,” jumlah anakan yang ular tersebut hasilkan dapat mencapai 25 ekor. Anak-anak ular itu lantas turun ke lantai hutan, untuk berburu kodok sebagai panganan.
– Jenis Makanan
Aktivitas perburuan Trimeresurus albolabris pada malam hari sebagian besar terbantu, oleh indera penghidu bahang (panas) tubuh yang terletak pada dekik pipi mereka.
Untuk memenuhi asupan sehari-hari, reptil berordo Squamata ini umumnya memangsa kodok, burung, serta mamalia kecil. Ia juga suka berburu spesies kadal, yang ukurannya tidak terlalu besar.
– Bisa Viper Hijau
Bisa viper pohon hijau bersifat hemotoksin, sehingga mampu merusak sistem peredaran darah. Jika terkena manusia, bisa ini menimbulkan rasa sakit yang hebat dan kerusakan jaringan di sekitar luka.
Jika tidak kita tangani dengan baik, risiko pendarahan internal dapat muncul dalam beberapa jam sampai beberapa hari kemudian. Parahnya, gejala ini bahkan dapat menyebabkan kematian.
Melansir IUCN Red List, status konservasi Trimeresurus albolabris berada di level Least Concern. Populasinya tergolong cukup banyak, sehingga tidak pemerintah lindungi melalui undang-undang.
Taksonomi Spesies Trimeresurus Albolabris
Penulis: Yuhan Al Khairi