Jika kamu berada di area hutan, taman, kebun raya ataupun di area pedesaan kamu pasti sering mendengar bunyi serangga ini. Tonggeret adalah serangga unik yang terkenal sebagai pemilik suara nyaring yang mereka bunyikan dari pepohonan. Biasanya di Indonesia, suara mereka nyaring terdengar di akhir musim penghujan.
Bersumber dari penelitian Arunika Anggradewi (2008), Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor menyebutkan lebih kurang 2500 spesies tonggeret telah tercatat di dunia. Sebagian besar serangga ini hidup di daerah tropis dan subtropis.
Di Indonesia, jumlah spesies tonggeret mencapai 235 jenis. Spesies satwa ini dapat kita temui di beberapa pulau di Indonesia meliputi Jawa, Sumatra, dan Kalimantan, dengan ketinggian 200-1400 mdpl.
Ciri-Ciri dan Morfologi
Tonggeret dapat hidup pada daerah dengan iklim sedang sampai tropis. Secara morfologi, panjang badan serangga ini bervariasi antara 0,8-6,5 cm. Bentuk kepalanya pendek, melebar dan letaknya melintang.
Sayapnya kokoh, dan tembus pandang, sehingga semua venasi atau pertulangannya terlihat jelas. Ketika istirahat, sayapnya mereka rentangkan ke belakang sepanjang abdomennya sehingga mirip seperti atap. Sayap yang panjang menutupi sayap yang lebih pendek.
Imago tonggeret memiliki badan yang tebal dengan dua pasang sayap yang berukuran 2,5-15 cm. Abdomennya terdiri dari 9-10 segmen.
Umumnya tonggeret berwarna hijau muda atau coklat tetapi kadang-kadang ada yang bermotif batik. Walaupun tonggeret ini bersayap besar dan kokoh tetapi mereka tidak aktif terbang jauh atau hanya terbang beberapa meter saja untuk berpindah antar cabang.
Tonggeret memiliki siklus hidup yang panjang. Fase nimfanya menghabiskan waktu sekitar 6-7 tahun dalam tanah. Selama masa perkembangannya, tonggeret mengalami 4 kali ganti kulit walaupun terkadang ada yang mengalami 5 kali ganti kulit tergantung jenis individunya.
Pergantian kulit nimfa menjadi dewasa umumnya terjadi pada saat setelah hujan. Waktu yang mereka butuhkan untuk ganti kulit kurang lebih satu jam atau kadang-kadang lebih.
Baca juga: Ayo, Percantik Taman Vertikal dengan Lee Kwan Yew!
Mengenal Penghasil Suara pada Tonggeret
Lebih lanjut, spesies unik ini memiliki alat penghasil dan penerima suara yang sangat kompleks. Alat penghasil suara atau timbal (tymbals) umumnya terdapat pada serangga jantan, sedangkan alat penerima suara atau timpana (tympana) tumbuh pada serangga jantan dan betina.
Banyak hewan termasuk serangga menghasilkan suara yang berfungsi untuk berkomunikasi atau sebagai aktivitas normalnya. Suara atau bunyi yang dihasilkan untuk berkomunikasi inilah yang dimaksud dengan komunikasi akustik serangga
Suara tonggeret jantan dapat berfungsi sebagai alat berkomunikasi untuk memanggil betina yang akan ia kawini.
Adapun fungsi suaranya antara lain sebagai sinyal tanda bahaya, dan sebagai tanda kematian yang biasanya terdengar seperti suara tangisan yang lebih lirih dan lembut.
Pada dasarnya betina juga dapat bernyanyi, akan tetapi suara yang mereka hasilkan terdengar lirih atau lembut dan hanya dapat terdengar oleh para jantan.
Hal ini karena tonggeret betina hanya memiliki sedikit kantung udara. Sebagian besar abdomen betina penuh oleh organ reproduksi dan organ pencernaan sehingga tidak memiliki resonansi suara dan suara yang dihasilkan sangat lemah.
Walaupun dari segi suara tonggoret betina tidak semenonjol tonggeret jantan, tetapi para betina memiliki kemampuan pendengaran yang lebih sensitif ketimbang jantannya. Wah, sungguh unik yah serangga ini!
Taksonomi Tonggeret
Referensi
Arunika Anggar Dewi, Institut Pertanian Bogor
Penulis: Sarah R. Megumi