Sebagian orang percaya kalau buah tanaman Tin atau ara (Ficus carica. L) adalah buah suci yang berasal dari surga. Tin yang dalam bahasa inggris disebut fig merupakan tanaman buah anggota famili Moraceae.
Tanaman Tin, memiliki makna penting dalam konteks simbolik, religius, ekologis, nutrisi, dan komersial. Tumbuhan ini tercantum dalam kitab suci Alquran dan Alkitab. Buahnya pun muncul dalam kisah Adam dan Hawa.
Tin tergolong tanaman semak Tinggi (pohon kecil) yang Tingginya bisa mencapai 10 meter. Tanaman Tin mampu beradaptasi pada lingkungan yang minim unsur hara serta toleran terhadap tanah basah, tanah salin dan tanah kering.
Tin idealnya tumbuh baik di wilayah tropis dan subtropis. Tanaman ini dapat tumbuh di beberapa belahan dunia termasuk wilayah Mediterania, Asia Tenggara, Amerika Selatan, Afrika Selatan, Caucasia dan Australia. Di wilayah subtropis (negara 4 musim), Tin berbuah lebat mulai pertengahan musim panas hingga musim gugur. Sementara di wilayah tropis akan berbuah sepanjang tahun.
Secara morfologi, Tin memiliki batang yang halus dan kurang kokoh sehingga perlu disangga pada setiap percabangannya agar tidak mudah roboh. Batang muda bewarna hijau muda berubah menjadi kelabu apabila sudah tua.
Beberapa varietas mempunyai batang berwarna antara hijau dan kelabu. Batang tanaman Tin mempunyai getah yang cukup banyak. Getah yang dihasilkan bersifat toksik untuk manusia.
Daun Tin berwarna hijau, tumbuh tunggal, berselang-seling, dan lebar (panjangnya dapat mencapai 30cm), agak tebal dan umumnya bergerigi pada pinggir. Tiap daunnya mempunyai 3-7 cuping dan berlekuk dalam. Permukaan atas daun tanaman ini diselimuti bulu-bulu kasar, sebaliknya permukaan bawah berbulu halus.
Buah Tin mirip dengan buah beringin (Ficus benjamina), êlo (F. glomerata), dan awar-awar (F. septica), tetapi lebih besar dan memanjang, dengan panjang 3–10 cm dan garis tengah 2,5–5 cm. Kulitnya berwarna hijau, kuning, merah jambu, ungu, cokelat, atau hitam.
Buah Tin juga digolongkan sebagai buah semu atau buah majemuk. Sistem perbungaan Tin sangat unik, yakni sistem perbungaan tertutup atau disebut sebagai sikonium. Bunganya kecil, melekat pada permukaan dalam ruang buah.
Tanaman ini juga dijuluki ‘buah tanpa bunga’. Buah Tin memiliki banyak varietas. Varietas Tin yang adaptif tumbuh di Indonesia yaitu brown turkey, green yordan, purple yordan, panache, conadria, dan red israel.
Tanaman Tin secara tradisional dapat dimanfaatkan sebagai obat gangguan masalah lambung, inflamasi, dan kanker. Adapun kandungan fitokimia buah Tin ini antara lain polifenol, benzaldehida, terpenoid, flavonoid, alkaloid, vitamin, enzime, asam nikoTinak dan tirosin.
Bagian dari tanaman Tin seperti daun dapat dimanfaatkan sebagai obat anti iritasi dan dapat mengatasi infeksi parasit. Penelitian lain juga telah menguji terkait ekstrak etanol dari daun tanaman Tin yang berfungsi sebagai antipiretik.
Ekstrak daun tanaman Tin berfungsi sebagai antiinflamasi yang memiliki efektifitas mirip dengan obat non steroid seperi indometasin (Patil and Patil, 2011). Untuk mengonsumsi buah Tin dapat dimakan segar, dikeringkan, atau dibuat selai. Buah yang dipetik harus segera dimanfaatkan, karena tidak dapat disimpan lama (mudah rusak).
Penulis : Sarah Megumi