Sobat Greeners, tahukah Anda, ada tanaman khas Indonesia yang punya nama sama dengan mantan vokalis band Indonesia ‘Nidji’? Namanya adalah Temu Giring, Curcuma heyneana. Tanaman ini masuk anggota marga Curcuma. Mengutip tulisan Jalil dalam Journal of Biology Education Institut Agama Islam Negeri (2019), temu giring merupakan bagian komoditi tanaman obat yang pemerintah tetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian No 511/Kpts/PD.310/2006 tahun 2006.
Selain sebagai tanaman obat, salah satu manfaat temu giring adalah sebagai bahan baku kosmetik. Tanaman ini juga memiliki beragam penamaan daerah, seperti temureng dan temupala. Di Bali temu giring terkenal dengan sebutan temu poh.
Bila berbicara morfologinya, temu giring merupakan tanaman semak yang tegak dengan tingginya mencapai 1-2 meter. Supriadi, dkk (2001) dalam Tumbuhan Obat Indonesia Penggunaan dan Khasiatnya menjelaskan rimpang temu giring berwarna kuning kecoklatan dengan rasa pahit. Rimpangnya terdapat di kiri kanan umbi batang yang tumbuh memanjang dari kedua sisi.
Baca juga: Mengenal Tanaman Jali dengan Segudang Manfaatnya
Khasiat Temu Giring, dari Obat Cacing Hingga Bahan Baku Bedak
Temu giring biasa ditemukan tumbuh liar di hutan kecil atau peladangan dekat rumah penduduk. Temu giring dapat tumbuh pada kesuburan sedang sampai tinggi. Jalil dalam jurnalnya menyebutkan, tanaman ini dapat hidup di ketinggian tempat 200 m hingga 750 m di atas permukaan laut. Tanaman ini terutama dapat hidup di lokasi dengan curah hujan tahunan 1000-3.500 mm/tahun. Selain itu, agar dapat tumbuh gemilang, tanaman obat ini harus hidup di lokasi dengan kelembapan sedang dan penyinaran tinggi.
Lebih jauh, temu giring juga sering ditemukan di tanah lotosol berwarna merah cokelat, dengan tekstur lempung berkilat dan lempung merah. Untuk dapat hidup, kondisi drainase harus baik dengan kedalaman air di atas 25 cm dari permukaan tanah. Kedalaman perakaran temu giring sekitar 10 cm-25 cm dari permukaan tanah dengan keasaman atau pH antara 6-7.
Amanto, Siswanti, Atmaja dalam Jurnal Teknologi Hasil Pertanian (2015) menyebutkan senyawa aktif dari temu giring adalah kurkumin yang berfungsi sebagai anti oksidan. Selain itu, ia juga memiliki kandungan minyak atsiri. Minyak atsiri terkenal khasiatnya untukmerelaksasi tubuh.
Publikasi Widyaningsih dalam Jurnal Ilmiah Kefarmasian (2011) menyebutkan rimpang temu giring mengandung minyak atsiri 0,8-3%, amilum, damar, lemak, tanin dan zat pahit, zat warna kuning, saponin, dan flavonoid. Berbagai kajian ilmiah menyebutkan tanaman ini bisa digunakan untuk obat cacing, mengobati luka terkelupas, pelangsing badan, menghangatkan badan, membersihkan darah, obat penyakit kulit, dan menghilangkan bau badan. Sedangkan untuk bahan kosmetik kecantikan, bahan baku temu iring digunakan sebagai campuran untuk membuat bedak.
Taksonomi Temu Giring
Penulis: Sarah R. Megumi
Editor: Ixora Devi