Julukan Tasmanian devil tampak tidak selaras dengan penampilannya. Hewan ini terbilang cukup menggemaskan, dengan bulu-bulu tebal dan badan agak buntal. Namun kelucuan itu seketika musnah saat mereka marah, sebab akan terlihat sifat yang sangat buas!
Tasmanian devil adalah satu-satunya anggota genus Sarcophilus yang masih tersisa di bumi. Hewan ini hanya dapat kita temukan di Pulau Tasmania, Australia, dengan total populasi yang sangat terbatas.
Secara klasifikasi, satwa yang dikenal sebagai “tassie” ini memiliki nama ilmiah Sarcophilus harrisii. Kelompoknya merupakan anggota keluarga Dasyuridae, sehingga masih berkerabat dengan spesies quoll.
Sama seperti quoll, tassie juga tergolong sebagai karnivora berkantung. Namun ukuran tassie terbilang lebih besar, sehingga spesies tersebut dinobatkan sebagai marsupial karnivora terbesar yang ada di dunia.
Morfologi dan Ciri-Ciri Tasmanian Devil
Tasmanian devil dapat berkembang biak sampai sepanjang 652 mm. Ekornya memiliki ukuran 258 mm (nyaris setengah dari panjang tubuh), sementara bobot badan rata-rata mencapai 8 kg atau sekitar 18 pon.
Sang betina biasanya lebih kecil daripada pejantan. Panjang dari kepala hingga tubuh mencapai 570 mm, ekornya berkisar 224 mm, sedangkan bobot tubuh rata-rata mereka hanya sekitar 6 kg atau 13 pon saja.
Uniknya, tassie dapat menjongkokkan kakinya seperti kelompok anjing. Kaki depannya sedikit lebih panjang dari kaki belakang, dengan bulu berwarna hitam serta corak putih pada bagian dada dan pantatnya.
Masih di bagian kaki, tersedia lima jari panjang pada kaki bagian depan. Empat jari tersebut menjulur ke depan, sedangkan satunya keluar dari samping. Model jari ini membantu mereka dalam menahan manga.
Tidak cuma itu, menurut pakar bulu-bulunya yang hitam juga berfungsi sebagai kamuflase. Mengingat hewan tersebut aktif pada malam hari, mereka dapat berbaur dengan gelapnya malam secara mudah.
Habitat dan Populasi Tasmanian Devil
Dahulu, Tasmanian devil dapat ditemukan di seluruh dataran Australia. Namun semenjak diburu karena dianggap ancaman pada tahun 1788, populasi satwa berordo Dasyuromorphia itu menjadi merosot tajam.
Tidak main-main, perburuan atas hewan tersebut berlangsung hingga 1987. Kondisi ini diperparah dengan munculnya penyakit tumor muka, yang membuat sebagian besar spesies S. harrisii kelaparan dan mati.
Melansir berbagai sumber, kepunahan tassie juga disinyalir dipicu oleh kemunculan anjing Asia atau dingo. Spesies tersebut bersifat invasif, sehingga eksistensinya dapat mengancam keselamatan satwa lokal.
Di Tasmania, tassie hidup di seluruh daratan pulau. Mereka umumnya bermukim di semak belukar pesisir pantai dan hutan, meskipun saat ini lebih banyak dikembangbiakkan pada kawasan penangkaran.
Merujuk IUCN Red List, status konservasi S. harrisii masuk pada kategori “endangered” atau terancam. Tren populasi mereka pun terus menurun, sehingga digolongkan sebagai satwa dilindungi oleh otoritas Australia.
Perilaku dan Kebiasaan Tasmanian Devil
Seperti namanya, Tasmanian devil terkadang terlihat menyeramkan. Ini sejatinya adalah bentuk proteksi mereka, yakni untuk melindungi diri, anak-anak, maupun melindungi betina dari rayuan pejantan lainnya.
Saat merasa terancam, tassie akan membuka mulut lebar-lebar sambil memperlihatkan giginya yang tajam. Mereka juga sering mengeluarkan suara-suara aneh seperti geraman, dengusan, hingga lengkingan.
Jangan salah, suara-suara itu sengaja didengungkan untuk menggertak lawan dan menghindari perkelahian. Tassie sebenarnya adalah hewan yang pemalu, meskipun bisa menyerang dengan brutal jika terpaksa.
Contoh kebrutalan tassie dapat kita lihat dari pola makannya. Dengan gigi-gigi yang tajam dan juga kuat, hewan satu ini dapat melumat tubuh mangsanya hingga tidak bersisa sampai ke bagian tulang.
Bahkan, tassie dewasa dapat memangsa tassie muda jika sudah sangat lapar. Untuk menghindari hal itu, tassie muda akan memanjat pohon. Tassie dewasa tidak dapat memanjat karena bobotnya yang berat.
Taksonomi Spesies Sarcophilus Harrisii
Penulis : Yuhan al Khairi