Tanaman Patah Tulang, Harapan Tulang yang Patah

Reading time: 2 menit
tanaman patah tulang
Tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli L.). Foto: wikimedia commons

Kalau Anda mengalami patah tulang, maka Anda dapat memanfaatkan tanaman ‘patah tulang’ sebagai solusi pengobatan tradisional. Contohnya saja di Kabupaten Yapen, Jayapura. Masyarakat setempat menggunakan tanaman patah tulang untuk mempercepat penyembuhan patah tulang. Mereka memanfaatkan seluruh bagian tanaman yang sudah ditumbuk dan dicampur minyak kelapa murni kemudian menempelkannya pada tulang yang patah.

Tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) juga dikenal dengan nama kayu urip, susuru (Sunda), pacing tawa, tikel balung (Jawa), kayu jaliso, kayu leso, kayu langtolangan, kayu tabar (Madura), patah tulang (Sumatera). Tanaman ini berasal dari wilayah Afrika tropis.

Tanaman ini menyenangi tempat terbuka, dimana banyak terkena cahaya matahari langsung. Mereka dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 600 m.

Di Indonesia, selain menjadi tanaman obat, patah tulang sering ditanam sebagai tanaman pagar, tanaman hias di pot atau dibiarkan tumbuh liar. Perdu yang tumbuh tegak ini mempunyai tinggi 2-6 m dengan pangkal berkayu, bercabang banyak, dan bergetah dengan warna getah seperti susu.

tanaman patah tulang

Bunga tanaman patah tulang merupakan bunga majemuk dan tersusun seperti mangkok. Foto: wikimedia commons

Ciri khas tanaman ini adalah tidak memiliki daun dan hanya tersusun atas batang-batang yang mirip tulang belulang. Patah tulang mempunyai ranting yang bulat silindris berbentuk pensil, beralur, dan berwarna hijau. Rantingnya setelah tumbuh sekitar satu jengkal akan segera bercabang dua yang letaknya melintang, demikian seterusnya sehingga tampak seperti percabangan yang terpatah-patah.

Daunnya jarang, berukuran kecil dan terdapat pada ujung ranting yang masih muda, bentuknya lanset dengan panjang 7-25 mm, dan mudah rontok. Bagian bunganya bertipe majemuk, tersusun seperti mangkuk, berwarna kuning kehijauan seperti ranting. Jika masak, buahnya akan pecah dan mengeluarkan biji-biji. Di Jawa tanaman ini jarang sekali berbunga, perbanyakan dilakukan dengan cara stek batang.

Secara empiris getah dari tanaman patah tulang memiliki manfaat mengobati luka akut, penyakit menular, tumor, serta memiliki aktifitas antibakteri yang dapat mencegah infeksi pada luka (Yi Q et al, 2017). Tanaman ini mengandung getah asam (latex acid) dengan kandungan senyawa kimia seperti euphol, taraksasterol, lakterol, kutschuk (zat karet), alkaloid, tanin, flavonoid, steroid, triterpenoid, dan hidroquinon (Toana dan Nasir, 2010).

Bagian tanaman ini yang paling sering dimanfaatkan untuk obat adalah kulit batang, ranting dan akarnya. Uniknya, tanaman ini dianggap bisa mencegah tahi lalat tumbuh membesar. Caranya adalah dengan menggosok tahi lalat dengan air jeruk nipis, lalu olesi dengan getah patah tulang. Lakukan beberapa kali sehari dan jangan sampai terkena mata.

Getah tanaman ini berbahaya jika mengenai mata karena dapat menyebabkan kebutaan. Jika getahnya terkena mata sesegera mungkin mata dicuci dengan air kelapa atau santan (Arief, 2007). Diimbau untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan pakar kesehatan atau ahli tanaman obat sebelum menjalani pengobatan tradisional dengan menggunakan tanaman ini.

tanaman patah tulang

Penulis: Sarah R. Megumi

Top