Tanaman langsat dan duku adalah dua jenis flora yang berbeda. Meskipun terlihat mirip, kedua tumbuhan asli Asia Tenggara itu memiliki sejumlah perbedaan. Ini menunjukkan bahwa adanya aneka kultivar dari kelompok tumbuhan tersebut.
Secara taksonomi, baik duku dan langsat merupakan anggota keluarga Meliaceae. Kedua flora ini pun sama-sama berasal dari genus Lansium, tetapi memiliki nama ilmiah yang berbeda.
Duku dikenal dengan nama ilmiah L. domesticum duku, sedangkan langsat diberi nama L. d. domesticum. Selain kedua jenis ini, ada pula spesies duku asli Indonesia yang disebut kokosan.
Pohon kokosan memiliki nama latin L. d. aquaeum. Pohon ini mampu menghasilkan buah yang mirip seperti duku, tetapi pertumbuhannya lebih rapat dan sejajar dengan daun yang berbulu.
Morfologi dan Ciri-Ciri Tanaman Langsat
Morfologi tanaman langsat dapat diidentifikasi dari tampilan pohon, daun, bunga, dan buahnya. Agar tidak keliru membedakan antara duku, langsat dan kokosan, simak uraian di bawah ini.
Bagian Pohon
Pohon langsat berukuran sedang, dengan tinggi berkisar 30 meter dan lebar 75 cm. Batangnya beralur-alur tak beraturan, serta memiliki banir (akar papan) pipih yang menonjol di atas tanah.
Pepagan atau lapisan kulit luar kayu berwarna kelabu berbintik-bintik gelap dan jingga. Bagian ini mengandung getah kental berwarna putih susu, dengan karakteristik yang sangat lengket.
Bagian Daun
Daun langsat tergolong majemuk menyirip dengan jumlah yang ganjil. Permukaannya ada yang memiliki bulu halus dan tidak, serta terdapat 6–9 anak daun yang tersusun secara berseling.
Tampilan anak daun tersebut terlihat menjorong atau lonjong. Ukurannya mencapai 9–21 cm x 5–10 cm, sisi atas mengkilap dengan ujung runcing, serta memiliki tangkai sepanjang 5–12 mm.
Bagian Bunga
Bunga terletak dalam tandan yang muncul pada bagian batang atau cabang besar. Bagian ini tampak menggantung, tumbuh secara soliter atau dalam berkas sebanyak 2–5 tandan lebih.
Bunga tersebut memiliki yang ukuran kecil, bertangkai pendek dan berkelamin dua. Kelopaknya berbentuk cawang bercuping lima, tampak berdaging, serta memiliki warna kuning kehijauan.
Mahkota bunga berbentuk bundar telur, tegak dan berdaging, dengan ukuran 2–3 mm x 4–5 mm. Warnanya putih hingga kuning pucat, sedangkan bagian putih tampak tebal dan pendek.
Bagian Buah
Seperti yang kita tahu, tumbuhan langsat menghasilkan buah buni (beri-berian) berbentuk bulat, jorong, atau bulat memanjang. Ukuran buah tersebut diperkirakan berkisar 2–4 cm x 1,5–5 cm.
Namun, kulit dan daging buah langsat tidak setebal duku. Buah ini juga mempunyai kandungan air yang lebih tinggi, serta rata-rata pohonnya menghasilkan lebih banyak buah daripada duku.
Melansir laman RSUD Sawahlunto, buah langsat cenderung lebih bergetah dibandingkan duku. Kondisi ini bisa terlihat meski buahnya sudah matang, berbeda dengan duku yang tanpa getah.
Habitat dan Manfaat Tanaman Langsat
Tanaman langsat tumbuh subur dalam kebun-kebun campuran (wanatani). Mereka menyukai tempat teduh dan lembap, serta biasa ditanam bercampur dengan durian, petai, atau jengkol.
Untuk daerah pertumbuhannya, spesies L. d. domesticum hidup pada dataran rendah hingga ketinggian 600 meter. Curah hujan yang dibutuhkan adalah sekitar 1.500–2.500 mm per tahun.
Langsat umumnya diperbanyak dengan biji. Pertumbuhan pohon baru terbilang lambat karena memakan waktu 20–25 tahun, lalu belum tentu pertumbuhannya menghasilkan kualitas unggul.
Pohon dengan kualitas unggul menghasilkan buah segar yang kaya manfaat. Ini dapat dimakan secara langung, diawetkan menjadi sirup botolan, campuran makanan, hingga olahan camilan.
Sementara, kayunya memiliki karakteristik yang keras, padat, berat dan awet. Berbagai bagian pohon ini juga bermanfaat sebagai obat, seperti kulitnya yang berkhasiat sebagai obat disentri.
Taksonomi Tanaman Langsat
Penulis : Yuhan al Khairi