Pasuruan (Greeners) – Pencinta satwa mungkin banyak yang masih asing dengan Tamarin Pinche. Kalaupun pernah mendengar namanya, belum tentu pernah melihat secara langsung salah satu jenis primata terkecil di dunia ini.
Maklum, tamarin pinche merupakan satwa asli Amerika Selatan. Di alam, satwa ini hidup berkelompok, antara 12 – 14 ekor setiap kelompoknya. Populasi satwa yang disebut juga Cotton-Top Tamarin ini terus berkurang, diperkirakan kurang lebih 6.000 individu tamarin yang ada di habitat asli. Oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources), tamarin pinche masuk dalam daftar spesies yang Sangat Terancam Punah (Critically Endangered).
Satwa omnivora ini memiliki gigi taring lebih rendah dan lebih panjang dari gigi seri. Ia memakan buah-buahan seperti apel, lengkeng juga pisang. Tamarin juga suka memakan serangga seperti jangkrik dan ulat hongkong, dan biji-bijian.
Secara umum berat maksimal tamarin pinche hanya 0,5 kilogram. Satwa ini memiliki bulu lembut dengan warna bulu dominan coklat di tubuhnya dan bulu putih di sepanjang dahi hingga pundaknya. Cotton-Top Tamarin memiliki suara yang lembut dan terkadang menyerupai bunyi peluit.
Berdasarkan penelitian, satwa ini memiliki 38 jenis suara berbeda. Suara-suara ini terdengar seperti mencicit hingga lengkingan panjang yang digunakan untuk memanggil kawanan, tanda makan, hingga tanda bahaya.
Di Indonesia, satwa yang memiliki nama latin Saguinus oedipus ini bisa ditemui di Taman Safari Prigen, Pasuruan, Jawa Timur. Di lembaga konservasi Ex-Situ ini hanya ada 4 ekor tamarin. Satwa mungil ini bisa dilihat langsung oleh pengunjung dalam sebuah kandang terbuat dari kaca yang berada di depan arena pertunjukan gajah.
Di Taman Safari Prigen, satwa ini terlihat menggendong dan mengasuh anaknya secara bergantian antara induk dan pejantan. Mereka juga dapat melompat lincah dari dahan ke dahan.
“Para pengunjung bisa melihatnya setiap saat karena lokasi kandangnya juga mudah dijangkau, dekat dengan arena gajah dan restoran,” kata Idham Rustian Pribadi, Manager Humas Taman Safari Prigen, Minggu (20/11/2016).
Idham menjelaskan awalnya Safari Prigen memiliki sepasang tamarin pinche, jantan yang diberi nama Riki berusia 7 tahun dan betina yang diberi nama Hanez berusia 5 tahun. Pada Juli lalu, Hanez melahirkan sepasang bayi tamarin setelah masa bunting selama 5 bulan. Kedua bayi tamarin tersebut lahir normal dengan berat lahir hanya 450 gram.
“Yang jantan diberi nama ‘Bram’ dan yang betina ‘Leila’,” jelas Idham.
Yang unik dari Cotton-Top Tamarin, kata Idham, kedua induk baik betina maupun jantan saling bergantian mengasuh dan menggendong anak mereka. Kebiasaan ini sedikit berbeda dengan primata lain di mana jantan hanya mengawasi anak-anak mereka dari kejauhan.
Penulis: MA/G12