Jeruk nipis banyak dijual di pasaran. Salah satu anggota Citrus ini sering digunakan sebagai penyedap makanan, sebab memiliki rasa asam yang menyegarkan. Namun, ada pula jenis jeruk nipis yang hanya dipakai di restoran mewah. Inilah sudachi, jeruk nipis asal Negeri Sakura.
Sudachi dikenal dengan nama ilmiah C. sudachi. Flora ini sejatinya tidak berdiri sebagai satu spesies utuh, sebab merupakan hasil persilangan antara yuzu dan jenis jeruk lain yang mirip dengan koji atau tachibana.
Namun, para ahli belum mengetahui secara pasti jenis jeruk apa yang menjadi tetua dari kultivar tersebut. Sehingga penyebutan “C. sudachi” masih diperbolehkan demi menghindari terjadinya kerancuan.
Secara fisik, spesies jeruk ini memang sangat mirip dengan jeruk nipis pada umumnya. Mereka mempunyai buah bulat dengan kulit berwarna hijau, tetapi dapat berubah menjadi kuning cerah saat sudah matang.
Karakteristik dan Ciri-Ciri Sudachi
Menurut sejumlah sumber, ukuran sudachi relatif lebih kecil daripada jeruk nipis. Diameternya hanya sebesar bola golf, sedangkan bobotnya berkisar antara 20–40 gram.
Di habitatnya, pembungaan pohon tersebut terjadi pada bulan Mei dan Juni. Buah-buahnya muncul dalam satu tandan atau berkelompok, kemudian siap dipanen pada awal musim gugur.
Jenis buah yang dipanen bukanlah buah yang sudah matang. Mereka justru dipanen saat kulitnya masih berwarna hijau, sebab kualitas air perasannya dinilai lebih baik dalam kondisi tersebut.
Tidak cuma ukuran, aroma jeruk nipis Jepang juga lebih mencolok dari jeruk nipis biasa. Rasanya pun diketahui lebih nikmati jika dicampur ke dalam makanan, sehingga harga jualnya relatif lebih mahal.
Di luar Jepang, produk olahan buah ini dijual dalam bentuk kemasan. Perasaan buah tersebut dimasukkan ke dalam botol, dengan harga jual cukup mahal berkisar Rp 133.000 per 147 ml.
Habitat dan Budi Daya Sudachi
Menemukan buah sudachi di luar Jepang memang tergolong sulit. Jeruk nipis ini mempunyai habitat yang sangat spesifik, sehingga cukup sukar dikembangbiakkan di luar Negeri Sakura.
Di negara asalnya pun, terhitung hanya dua daerah yang berhasil membudidayakan jeruk tersebut. Daerah-daerah ini meliputi kotapraja Kamiyama-cho dan desa Sanagouchi-son di prefektur Tokushima.
Prefektur Tokushima merupakan pusat pembudidayaan jeruk sudachi. Mereka telah diperkenalkan ke California, Amerika Serikat pada tahun 2008, lalu dibudidayakan di area tersebut untuk kebutuhan komersial.
Selain California, daerah lain yang berhasil membudidayakan jeruk ini adalah Piura, Peru. Namun hasil produksinya terhitung sangat sedikit, sehingga tidak mampu memenuhi permintaan jeruk lokal.
Bagi warga Jepang, kultivar ini sama pentingnya dengan jeruk yuzu. Air perasaannya dimanfaatkan sebagai campuran jamur matsutake, bahan baku minuman keras, hingga cuka bagi olahan ikan, soba dan udon.
Kandungan dan Manfaat Sudachi
Buah sudachi menyimpan banyak vitamin C. Kulitnya bahkan memiliki kandungan potasium tinggi, serta beberapa nutrisi seperti vitamin A dan E, kalsium, zat besi, magnesium hingga kandungan serat.
Dalam sebuah penelitian, diketahui pula bahwa buah tersebut memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi. Ini sangat cocok dikonsumsi oleh berbagai kalangan, baik anak-anak maupun orang tua.
Sejak dahulu kala, mengonsumsi buah tersebut secara rutin dipercaya efektif mengurangi sakit kepala, mengendalikan gula darah, membantu penyerapan kalsium, hingga meningkatkan imunitas tubuh.
Pada tahun 2006, tim peneliti dari Universitas Tokushima mempublikasi bahwa kandungan buah itu ampuh untuk menurunkan kadar glukosa. Ini tentunya kabar baik bagi para penderita hipertensi dan diabetes.
Di Jepang sendiri, sudachi sebenarnya lebih banyak dimanfaatkan oleh restoran mewah. Masyarakat awam cukup jarang menggunakan jeruk ini, sebab jumlahnya di pasaran sangat terbatas dan berharga mahal.
Taksonomi Jeruk Nipis Jepang
Penulis : Yuhan al Khairi