Spondias dulcis, Buah Kedondong dengan Banyak Manfaat

Reading time: 2 menit
Kedondong (Spondias dulcis). Foto: Inaturalist
Kedondong (Spondias dulcis). Foto: Inaturalist

Bagi kamu para pencinta rujak pasti sudah sering mengonsumsi buah kedondong, kan? Rasanya yang asam-manis sungguh sangat menyegarkan. Mari kita ulas sekilas tentang buah kedondong! Buah ini memiliki nama ilmiah Spondias dulcis, berasal dari famili Anacardiaceae dan telah dibudidayakan secara luas di berbagai negara tropis.

Buah ini memiliki banyak nama ilmiah sinonim. Di antaranya Cytheraea dulcis (Parkinson) Wight & Arn., Evia dulcis (Parkinson) Comm. ex Blume, Spondias acida Blume, dan lainnya. Tanaman ini berkerabat dengan buah mede (Anacardium occidentale), mangga (Mangifera indica), kedongdong duri (Spondias mombin), dan masih banyak lagi.

Kew Royal Botanic Gardens melansir bahwa S. dulcis pertama kali terpublikasikan pada tahun 1773 dalam Journal of a Voyage to The South Seas:39. Kedondong merupakan tanaman asli dari Kepulauan Bismarck, Maluku, Papua Nugini, Kepulauan Santa Cruz, dan Kepulauan Solomon.

Taksonomi kedondong (Spondias dulcis). Foto: Greeners

Taksonomi kedondong (Spondias dulcis). Foto: Greeners

Kedondong Dapat Berbuah setelah 4 Tahun

Pohon kedondong umumnya tumbuh tinggi berkisar antara 9-15 meter. Jika kamu menanamnya di dalam pot, pohon ini dapat tumbuh setinggi 2 m. Daunnya berwarna hijau dengan permukaan yang mengkilap. Bagian bunganya berukuran kecil dan berwarna putih.

Buah kedondong yang sudah masak berwarna kuning keemasan dan berwarna hijau saat masih muda. Di dalamnya terdapat biji yang pipih dengan inti berserat. Dalam kurun waktu 4 tahun, tanaman yang ditanam dari biji dapat mulai berbuah.

Beragam Manfaat Kedondong

Kedondong mengandung antioksidan tinggi, antiinflamasi, dan antimikroba. Buahnya dapat kita makan langsung ataupun kita olah terlebih dahulu menjadi jus, acar, salad, jeli, kue, hingga campuran sambal. Daunnya yang masih muda dapat menjadi lalapan mentah atau bisa pula kita kukus.

Selain itu, daun mudanya juga dapat menjadi pengganti jeruk nipis atau asam jawa untuk menambah rasa asam pada masakan dan dapat mengempukkan daging. Limbah kulit kedondong juga dapat kita manfaatkan sebagai pelapis buah yang dapat dimakan.

Biodiversitas Journal of Biological Diversity melansir bahwa masyarakat di Rengat, Sumatra telah mengolah kedondong menjadi dodol oleh-oleh khas Reangat. Selain untuk konsumsi, tanaman kedondong juga dapat kita manfaatkan untuk mengobati luka bakar.

 

Penulis: Anisa Putri  S

Editor: Indiana Malia

Top