Sengon merupakan salah satu jenis tanaman hutan yang cepat tumbuh dan banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan furnitur. Di Indonesia, permintaannya semakin meningkat seiring tingginya minat masyarakat terhadap produk berbahan dasar kayu. Sengon yang mempunyai nama latin Paraserianthes moluccana ialah jenis pohon yang dikembangkan dalam pembangunan Hutan Tanaman Industri maupun Hutan Rakyat di Indonesia.
Di sejumlah daerah sengon memiliki nama lokal antara lain jeungjing (Sunda), sengon laut (Jawa), sika (Maluku), tedehu pute (Sulawesi), bae dan wahogon (Irian Jaya) (Soerianegara dan Lemmens, 1993; Hidayat, 2002). Secara alami, tanaman ini juga tumbuh di Indonesia seperti di Pulau Irian Jaya dan kepulauan sekitarnya, Papua Nugini, Selandia Baru, dan kepulauan di Solomon.
Baca juga: Sonokeling, Tanaman Agroforestri Populer yang Rentan Punah
Dalam buku Budidaya Sengon Unggul untuk Pengembangan Hutan Rakyat (2014), sengon adalah salah satu spesies yang paling cepat berkembang di dunia dan mampu tumbuh hingga delapan meter per tahun di masa pertama penanaman. Pohon peneduh ini dapat hidup di pantai hingga daerah dengan ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut. Namun, pada umumnya progresnya akan optimum jika tumbuh pada kisaran nol sampai 800 mdpl (Hidayat, 2002).
Sedangkan di Pulau Jawa, jenis ini diduga tumbuh paling baik pada ketinggian antara 250 sampai 400 mdpl, pada iklim lembap dan panas dengan suhu rata-rata per tahun berkisar antara 26°C–30°C (Alrasyid, 1972; Heyne, 1987). Spesies ini dapat ditanam pada tapak yang tidak subur tanpa pemupukan. Meskipun begitu di lahan dengan drainase yang buruk, pohon ini juga tetap tidak tumbuh dengan baik (Hidayat, 2002).
Pohon sengon memiliki sejumlah keunggulan, antara lain masa masak tebang yang relatif pendek sekitar 5-7 tahun, pengelolaannya relatif mudah, dan persyaratan tempat untuk tumbuh tidak rumit. Selain kayunya yang serbaguna, pohon yang daunnya bermanfaat sebagai pakan ternak ini juga membantu menyuburkan tanah dan memperbaiki kualitas lahan.
Kayu sengon memberikan manfaat serta keuntungan yang tinggi, misalnya, untuk produksi kayu pertukangan, bahan bangunan ringan di bawah atap, bahan baku bubur kertas dan kertas, peti kemas, hingga papan partikel (Soerianegara dan Lemmens, 1993).
Baca juga: Srikaya, Buah Beraroma Manis yang Kaya Gizi
Tanaman yang tumbuh dengan cepat ini juga memiliki sifat multifungsi dan memberikan dampak ganda sebagai tanaman produksi maupun konservasi. Sebagai tanaman pelestarian, sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus ke dalam tanah. Rambut akarnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen sehingga tanah di sekitarnya menjadi subur (Anggraeni, 2010).
Daun sengon sebagaimana kelompok polong-polongan (Mimosaceae) lainnya merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung protein tinggi. Hewan ternak seperti sapi, kerbau, dan kambing menyukai daun sengon. Daun hingga akarnya juga dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan.
Penulis: Sarah R. Megumi