Di Indonesia, buah semangka diperjualbelikan di pasar tradisional maupun modern karena memiliki nilai komersial. Semangka atau Citrullus vulgaris sangat digemari masyarakat sebab rasanya manis, renyah, dan memiliki kandungan air yang banyak sehingga segar untuk dimakan.
Semangka termasuk dalam buah dalam keluarga buah labu-labuan atau Cucurbitaceae. Tanaman buah ini adalah tanaman herba yang tumbuh merambat. Menurut asal usulnya, buah berkulit hijau ini pertama kali berasal dari gurun Kalahari, Mesir, Afrika, dan diperkirakan dipanen 5.000 tahun yang lalu. Kemudian tanaman buah ini menyebar ke negara-negara seperti India, Cina, Amerika, dan Indonesia melalui pedagang.
Meski memiliki banyak varietas, di Indonesia pembudidayaannya dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok hibrida impor dan semangka lokal seperti, semangka hitam dari Pasuruan, semangka Batu Sengkaling, serta semangka Bojonegoro.
Baca juga: Mahkota Dewa, Tanaman Obat Asli Papua
Mendikai atau nama lain buah semangka merupakan tanaman yang cocok ditanam pada musim panas atau musim kering. Namun, seiring perkembangan teknologi dapat ditanam kapan saja. (Menegristek, 2000; BPTP, 2007).
Secara morfologi, tanaman rambat ini memiliki batang lunak, bersegi, dan berambut. Panjang batangnya antara 1,5 sampai 5,0 meter. Sulurnya bercabang menjalar di permukaan tanah atau dirambatkan pada turus dari bilah bambu (Rukmana, 2006).
Di antara daun dan ruas cabang terdapat sulur-sulur yang merupakan ciri khas dari Famili Cucurbitaceae. Sulur ini berguna sebagai alat pembelit atau pemanjat apabila tanaman semangka dibudidayakan dengan sistem turus (Wahyudi dan Dewi, 2017). Daun semangka bertangkai, berseling, berjari, dan helaian daunnya berbulu. Sementara lebar dan ujungnya meruncing dengan tepi bergelombang serta berwarna hijau tua. Panjang daunnya sekitar 3-25 sentimeter dengan lebar 1,5-5 sentimeter.
Semangka memiliki berbagai macam warna, bentuk, dan ukuran. Warnanya berbeda-beda mulai hijau muda hingga kehitaman. Bentuknya juga bervariasi mulai dari bulat hingga lonjong bahkan kini ada yang berbentuk kotak. Warna daging buahnya merah jambu, merah cerah, merah tua atau kuning. Terdapat pula semangka berbiji maupun semangka tanpa biji (Gordon, 2007).
Bunganya memiliki tiga jenis, yaitu bunga jantan, bunga betina, dan bunga sempurna (hermaprodit). Ketiganya tumbuh sendiri-sendiri pada ketiak daun yang berwarna kuning cerah. Semangka memiliki kulit buah yang tebal, berdaging, dan licin. Buahnya bisa dipanen ketika berumur 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-ciri buah semangka yang siap dipanen terlihat dari perubahan warna buah dan batang yang mulai mengecil. (Kantor Deputi Menegristek, 2000).
Baca juga: Waru, Tumbuhan Peneduh yang Mengandung Zat Antiseptik
Selain memiliki kadar air yang melimpah, buah ini menjadi salah satu tanaman yang bebas lemak dan berkadar gula rendah. Kandungan air dan zat kalium di dalamnya juga diperkaya dengan antioksidan dan vitamin C serta provitamin A. Biji semangka yang dikeringkan dan disangrai juga dapat dikonsumsi.
Buah tropis ini mengandung likopen dan sitrulina yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Likopen adalah salah satu jenis dari karotenoid yang biasa terdapat pada tomat dan anggur merah muda. Fungsinya memberikan karakteristik warna merah pada buah semangka. Asupan zat likopen berhubungan dengan proteksi pada kanker prostat dan dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner serta kanker paru-paru.
Sedangkan sitrulina adalah asam amino non esensial yang terkandung dalam buah semangka. Senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan pada tubuh manusia dan berperan dalam pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi). Asam amino alfa ini juga dapat dikonsumsi untuk meningkatkan stamina seksual dan ereksi. (Liu et al, 2010).
Penulis: Sarah R. Megumi