Bunga ini merupakan salah satu jenis bunga yang tumbuh di Indonesia dengan penamaan yang unik. ‘Sedap malam’ begitu sebutan lokal dari flora dengan nama ilmiah Polianthes tuberosa L yang mulanya berasal dari Mexico ini. Tanaman ini dapat tumbuh baik di daerah subtropis maupun tropis termasuk Indonesia.
Secara geografis, sedap malam dapat hidup di dataran rendah dengan ketinggian di bawah 50 mdpl sampai dengan 1.500 mdpl, namun ia tumbuh optimal pada ketinggian 100-900 mdpl. Budidaya tanaman ini bisa dilakukan pada tanah lempung misalnya andosol, latosol, dan regosol dengan kondisi air yang cukup. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhannya berkisar 13-27 derajat Celcius dengan curah hujan 1900-2500 mm/tahun (Sihombing dan Handayani, 2008).
Sedap malam merupakan salah satu jenis bunga yang banyak dikembangkan oleh pengusaha bisnis bunga potong. Tanaman ini ditetapkan sebagai maskot provinsi Jawa Timur dan sebagai komoditas tanaman hias unggulan dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 471 Tahun 1991 (Balai Informasi Pertanian Jawa Timur 1991).
Morfologi tanaman ini dicirikan dengan batang beruas-ruas, berumbi dan rangkaian bunga berwarna putih, berbunga terus-menerus sepanjang tahun. Menurut Mukhopadhyay dan Bankar (1983), ada empat jenis bunga sedap malam, yaitu berbunga tunggal, ganda, semiganda, dan varigata. Bunga sedap malam berbentuk corong dan panjang bunga 25 cm.
Bunga ini tersusun dari sembilan helai mahkota bunga yang membentuk dua lapis lingkaran, lapisan luar berjumlah enam helai dan lapis kedua tiga helai. Ukuran mahkota lapisan luar lebih panjang daripada mahkota lapisan dalam.
Kuntum bunga sedap malam berwarna putih dengan merah jambu pada ujung bunganya. Setelah bunga mekar, warna merah jambu berubah menjadi putih.
Untuk sistem perakarannya, Rukmana (1995) menjelaskan bahwa tanaman sedap malam mempunyai sistem perakaran menyebar ke segala arah dengan radius kedalaman 40-60 cm, akar serabut keluar dari batang utama.
Umbi sedap malam merupakan batang semu yang berubah dan fungsinya sebagai cadangan makanan. Tiap rumpun terdiri dari satu atau beberapa umbi dan juga sekumpulan anak umbi. Umbi induk biasanya digunakan sebagai bahan perbanyakan vegetatif, berukuran besar, bulbus atau lapisan umbi yang tidak begitu jelas dan warna daging umbi putih bersih (Yadav dan Bose, 1989).
Sentra produksi bunga potong sedap malam di Indonesia adalah Cianjur (Jawa Barat), Bandungan (Jawa Tengah), dan Pasuruan (Jawa Timur). Sedap malam banyak diminati oleh masyarakat sebagai pelengkap rangkaian bunga karena keharuman dan keindahannya.
Bunga sedap malam beraroma harum sepanjang malam. Bunga ini juga dikenal memiliki kesegaran yang mampu bertahan lama. Meskipun telah dipotong, kesegaran bunganya dapat bertahan selama 5-10 hari.
Keharuman bunga sedap malam mampu mengobati stres, sehingga mendorong berkembangnya penyembuhan penyakit dengan aroma terapi. Selain digunakan sebagai bunga potong, sedap malam banyak dimanfaatkan sebagai bunga tabur dan bahan baku industri minyak atsiri (Suyanti, 2002). Minyak atsiri sedap malam mengandung senyawa eugenol yang dapat dimanfaatkan sebagai zat antioksidan.
Penulis: Sarah R. Megumi