Apabila mendengar kata ‘Dollar’ yang terbesit dalam benak kita adalah mata uang asing dari Negeri Paman Sam. Namun jangan salah, tidak selamanya dollar itu identik dengan sebuah mata uang. Ternyata istilah dollar juga ditemukan dalam penamaan salah satu jenis fauna laut dari kelas echinodermata. Ditambah lagi, mereka juga memiliki bentuk yang mirip dengan koin, dan sering ditemukan terdampar di pinggir pantai atau diantara timbunan pasir.
Sand Dollar atau dolar pasir (kelas Echinoidea), memiliki bentuk tubuh berdiameter sekitar 5-10 cm. Seluruh permukaan tubuhnya diselimuti oleh duri-duri kecil, pendek, gemuk, halus dan hampir sama strukturnya.
Berdasarkan situs Kehati, tubuh sand dollar memiliki lapisan berduri. Lapisan durinya memilki tekstur mirip kain beludru. Fungsinya adalah untuk menggali lubang di pasir dan merayap di dalamnya. Adapun lapisan duri sand dollar memiliki silia atau rambut-rambut kecil, fungsinya untuk berjalan dan mengarahkan makanan ke mulut. Mulutnya terletak di bagian tengah bawah tubuh dan makanannya berupa organisme mikroskopis.
Sand dollar merupakan biota berangka keras dan tersusun dari lempeng kalsium karbonat. Pada permukaan tubuh bagian atas terdapat pola berbentuk bunga dengan 5 kelopak yang sering disebut dengan petals. Sekilas pola tersebut juga terlihat seperti bintang laut. Satwa laut ini tersebar hampir di seluruh negara dan ditemukan pula di Indonesia, Lautan Kepulauan Karibia, Jamaika, Puerto Rico, Amerika, Brasil serta Meksiko.
Walaupun sand dollar dalam kelas yang sama dengan landak laut, namun perbedaan yang mendasar dapat terlihat dari bentuk fisiknya, dimana landak laut memiliki bentuk fisik berduri tajam, sedangkan sand dollar sebaliknya. Umumnya satwa laut ini dijumpai beraneka warna tergantung spesies atau jenisnya, seperti warna ungu, hijau, biru, dan cokelat. Begitu sudah mati, mereka akan terbawa arus hingga ke pantai, kemudian memutih akibat sinar matahari.
Berdasarkan penelitian Anastasia Dian R, Retno Hartati dan Ambariyanto, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro dikutip dari Jurnal Ilmu Kelautan 2005, tubuh sand dollar mempunyai dua lubang yaitu peristome dan periproct. Peristome terletak di tengah-tengah permukaan bawah tubuhnya dan di dalamnya terdapat mulut. Letak periproct bervariasi ada yang di permukaan bawah mulai dari tengah sampai ke pinggiran tubuh dan ada yang tepat di pinggiran tubuhnya. Anus merupakan bagian dari periproct.
Seperti makhluk laut lainnya sand dollar hidup secara berkelompok di dasar laut. Ia sering menyembunyikan diri untuk makan dan dari predator serta arus yang kuat. Habitat satwa ini secara umum adalah daerah intertidal sampai subtidal. Daerah intertidal yang merupakan habitat idealnya adalah bersubstrat pasir dengan kondisi arus dan gelombang yang relatif tenang.
Meskipun secara mata telanjang manusia dan predator lain tidak dapat menangkap pergerakan makhluk laut ini, namun jejaknya dapat ditemukan di sepanjang pantai. Berdasarkan alasan tersebut, sand dollar disebut juga sebagai makhluk laut yang paling lambat di bumi.
Dibalik morfologinya, fauna laut ini menyimpan cerita lucu dibalik penamaannya. Sebelum hewan ini akhirnya diberi nama sand dollar, muncul nama-nama unik yang terdengar seperti nama cemilan antara lain kue pasir (sand cake), landak kue (cake urchin) dan biskuit laut (sea biscuit).
Berdasarkan observasi dari beberapa penelitian menyebutkan sand dollar dapat bertahan hidup hingga lebih dari 10 tahun. Kematian cepat biota laut ini dapat dirasakan apabila ada penangkapan secara tidak ramah lingkungan, seperti penggunaan pukat, dimana penggunaannya dapat merugikan tidak hanya sand dollar namun juga seluruh organisme laut.
Penulis: Sarah R. Megumi