Lebih dari 80 persen populasi manusia di dunia menurut Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bergantung pada sistem pengobatan tradisional untuk perawatan kesehatan primer. Pacing yang dikenal dengan nama ilmiah Costus speciosus (Koen.) J.E. Smith merupakan satu dari sekian banyak tanaman yang digunakan di penyembuhan.
Pacing banyak ditemukan di Pulau Jawa dan umumnya tumbuh di wilayah beriklim tropis dengan kelembapan tinggi. Habitat pacing berada di tempat yang subur, kaya organik, lembap, dan teduh. Tanaman ini juga juga tumbuh liar di bawah tanaman yang tinggi seperti di hutan primer, hutan sekunder, dan hutan jati. Atau di dataran rendah sampai ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut.
Baca juga: Kubis, Lalapan dengan Multivitamin
Tanaman ini memiliki banyak penamaan, yakni tepung tawar, Galoba utan (Melayu), Tabar-tabar, Totar (Batak), Sitawar (Minangkabau), Tabar-tabar, Tawar-tawar, Kalacim, Kalacing (Bangka), Pacing, Pacing tawar (Sunda), Poncangpancing, Pacing tawa (Jawa), Bunto binto (Madura), Palai batang. Sementara di Minahasa, tanaman ini disebut Lingkuas intalun, Galoba utan (Manado), Tampung tawara, Tapung tawara (Makasar), Tepu tawa (Bugis), Tehe tepu, Tubu-tubu (Ambon), Uga-uga (Ternate), Muri-muri, Tebe pusa (Seram), Zhang liu tou (Cina) (Wijayakusuma et al., 2014).
Pacing merupakan tumbuhan herba tahunan yang memiliki ciri tegak dengan tinggi mencapai 0,5 sampai 4 meter. Batangnya banyak mengandung air, mudah dipatahkan, terlihat kasar dari luar tetapi licin dari dalam, dan mengkilat. Tangkainya juga tertutup oleh pelepah daun dan berwarna hijau keunguan.
Daun pacing merupakan daun tunggal, berwarna hijau, berbentuk lonjong sampai lanset memanjang, dan bersusun spiral melingkari batang. Ujung daunnya meruncing, bertepi rata, berpangkal daun tumpul dengan panjang 11 sampai 28 sentimeter dan lebarnya 8 hingga 11 sentimeter. Tangkai daun pacing berukuran pendek dengan permukaan daun bagian bawah berbulu lembut dan beralur di bagian atas.
Perbungaannya berbentuk bulir besar yang terletak pada ujung batang. Bunganya berwarna putih atau kuning. Sementara buahnya berbentuk bulat telur dan berwarna merah. Bijinya keras, kecil, berdiameter lebih kurang 2 milimeter, dan berwarna hitam. Pacing memiliki akar serabut berwarna putih atau kuning kotor.
Baca juga: Manfaat Karoten pada Wortel
Mengutip Biopharmaca Research Center IPB, rimpang pacing dapat digunakan sebagai peluruh kencing (diuretik), antitoksik, menghilangkan gatal, dan peluruh keringat (antipiretik), hingga mencegah kehamilan. Tanaman yang rimpangnya mengandung pati ini juga digunakan untuk mengobati bengkak karena sakit ginjal dan perut busung, menyembuhkan infeksi saluran kencing, nyeri sewaktu kencing, pengerutan hati (Sirosis), batuk rejan, bisul, dan luka yang muncul akibat infeksi bakteri (abses).
Selain mengobati rematik, pacing juga dapat memulihkan gigitan ular, memulihkan eksim maupun radang mata, hingga mencuci dan memperbaiki pertumbuhan rambut. Tanaman ini juga dapat mengobati penyakit lepra, penyakit kulit, asma, anemia, perut kembung, hingga zat perangsang daya seksual (afrodisiak). Berdasarkan penelitian, tanaman ini memiliki efek farmakologi sebagai antihiperglikemik, menurunkan kadar lemak dalam darah (aktivitas hipolipidemik), menurunkan kolesterol, trigliserida, antidiabetes, antioksidan, antiinflamasi, dan antimikroba melawan Staphylococus aureus.
Penulis: Sarah R. Megumi