Tanaman kapulaga merupakan tanaman hutan yang banyak dibudidayakan. Kapulaga menjadi salah satu rempah Indonesia dan menjadi komoditas ekspor. Kapulaga juga termasuk ke dalam kelompok sembilan besar rempah utama dunia dan diperjualbelikan dalam bentuk minyak atsiri maupun buah kering.
Di beberapa daerah kapulaga disebut kardomon (Aceh, Melayu), palago (Minangkabau), pelage (Sunda), kapulogo (Jawa), kapolaga (Madura), korkolaka (Bali), dan gandimong (Bugus). Sementara di beberapa negara, tanaman ini disebut dengan pai thou kou (Cina), cardamomom (Yunani yang kemudian dilatinkan oleh bangsa Romawi dengan cardamomum), cardamom (Inggris), krava (Thailand), elaichi (Hindi), dan elakkaai (Tamil) (Tandi, 2015).
Baca juga: Murbei, Tanaman Tropis dari Himalaya
Secara morfologi, kapulaga adalah terna menahun yang tingginya mencapai 1 sampai 5 meter. Kapulaga memerlukan suhu 10 hingga 35 derajat celcius dengan udara yang sedikit lembap. Di daerah dengan sedikit curah hujan atau musim kemarau berkepanjangan, tanaman kapulaga menjadi kurang produktif (Hieronymus, 1988).
Amomun compactum Sol.ex Maton atau kapulaga ini tumbuh bergerombol dan beranak banyak. Batangnya semu dan tersusun dari pelepah-pelepah daun, berbentuk silinder, dan berwarna hijau. Umbi batang agak besar dan gemuk. Daunnya tunggal, tersebar, dan berwarna hijau tua.
Sementara helai daun licin dan agak berbulu, berbentuk lanset atau tombak, dengan pangkal dan ujung runcing, serta tepi daun rata. Panjang daunnya sekitar 1 sampai 1,5 meter dan terdapat lidah berujungn tumpul dengan panjang sekitar 0,5 sentimeter antara pelepah dan helai daun (Tandi, 2015).
Buah kapulaga berbentuk kotak dan terdapat dalam tandan kecil-kecil yang pendek. Karakter buah bulat memanjang dengan tepi berlekuk, agak pipih, kadang berbulu, berwarna putih kekuningan atau kuning kelabu. Buahnya beruang tiga dan setiap ruang dipisahkan oleh selaput tipis seperti kertas. Tiap ruang berisi 5 sampai 7 biji kecil, berbentuk bulat telur, berdiameter 2 sampai 3 milimeter, berwarna cokelat atau hitam, dan beraroma harum yang khas. Di dalamnya, biji ini tersusun memanjang dua baris dan melekat satu sama lain (Tandi, 2015).
Baca juga: Ketumbar, Rempah Penyedap Masakan dan Pengobatan
Biji kapulaga mengandung minyak atsiri sebesar 3 hingga 7 persen dan terdiri atas sineol, borneol, dan terpineol (Agoes, 2010). Minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan aromatik, obat batuk, obat bau mulut, dan mengobati gatal tenggorokan.
Zat terpineol, terpineol asetat, sineol, borneol, dan kamfer di dalamnya juga berkhasiat mengencerkan dahak, memudahkan pengeluaran air dari perut, menghangatkan, membersihkan darah, menghilangkan rasa sakit, mengharumkan, stimulan, dan pemberi aroma. Sedangkan, buah keringnya biasa digunakan sebagai bahan tambahan untuk penyedap masakan, kue, gula, serta obat-obatan penghilang rasa sakit (Suratman, 1997).
Penulis: Sarah R. Megumi