Kita semua tentu pernah mendengar nama bonsai, tanaman hias dari Jepang ini memang cukup populer dan menjadi kegemaran masyarakat. Namun, tahukah Anda jika bonsai bisa terbuat dari beragam jenis tumbuhan? Ya, salah satu yang paling populer adalah bonsai dari pohon serut.
Banyak orang menyangka jika bonsai tergolong sebagai jenis tumbuhan. Padahal, istilah yang satu ini merujuk pada seni mengkerdilkan tanaman di dalam pot dangkal sebagai miniatur pohon besar.
Maka dari itu, kita bisa saja membuat bonsai dari berbagai jenis tumbuhan. Beberapa flora yang sering menjadi bonsai adalah pinus, kesemek, sakura, mapel hingga serut.
Pohon serut (Streblus asper) sendiri adalah tumbuhan yang kaya khasiat. Bukan cuma berguna sebagai tanaman hias, pohon yang satu ini juga penting bagi penelitian obat herbal dan kesehatan.
Habitat dan Persebaran Serut di Dunia
Tanaman serut tergolong sebagai tumbuhan tropis, tumbuhan ini banyak tumbuh di negara-negara Asia seperti India, Sri Lanka, Malaysia, Filipina, Thailand hingga Indonesia.
Berkat peta persebarannya yang luas, pohon serut liar memiliki banyak panggilan seperti Bar-inka, Berrikka, Rudi, Sheora, Koi, semak Siamese, serta Pohon Sikat Gigi.
Penamaan pohon sikat gigi sendiri bukan tanpa alasan. Menurut penelitian, flora ini mengandung senyawa aktif flavonoid yang mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans.
Streptococcus mutans adalah kokus anaerob fakultatif gram-positif yang biasa berada dalam rongga mulut manusia. Bakteri ini jadi kontributor terbesar sebagai penyebab kerusakan gigi.
Berbicara soal panggilan, masyarakat India bahkan menyebut flora ini dengan empat nama berbeda, yakni Shakhotaka (Sansekerta), Siora (Hindi), Sheora (Bengali), dan Piray (Tamil).
Secara umum, Streblus Asper bisa kita jumpai di semua jenis hutan. Meski begitu, tumbuhan ini dapat berkembang biak secara ideal pada area berketinggian 1.000 m di atas permukaan laut.
Apabila ingin melihat pohon serut liar tumbuh di habitatnya, Anda bisa mengunjungi kawasan perhutanan di Pulau Sumatra, Jawa, Madura, Kepulauan Sunda Kecil, hingga Maluku.
Baca juga: Pohon Angsana, Kayu Mewah Penyerap Polutan Udara
Morfologi dan Ciri-Ciri Pohon Serut
Berdasarkan klasifikasinya, tanaman serut datang dari keluarga Moraceae. Flora yang satu ini tergolong sebagai pohon pendek ketimbang jenis lainnya karena memiliki tinggi antara 4-10 m.
Tekstur daun pada tumbuhan tersebut umumnya kasar dengan tepi yang bergigi. Panjangnya sendiri hanya berkisar 4-12 cm, memiliki bentuk jorong dengan ujung dan pangkal yang meruncing.
Menurut pantauan ahli, ada beberapa perbedaan antara bunga jantan dan betina. Bunga jantan berada di terminal, memiliki diameter 4-7 mm, berbentuk bulat dan berwarna kuning kehijauan.
Sedang bunga betina biasanya terletak di bagian ketiak (aksilar), mempunyai warna hijau pekat, serta ukuran kelopak yang sedikit lebih besar daripada sang pejantan.
Selain itu, pohon serut juga menghasilkan buah berjenis semi tunggal. Buah tersebut umumnya berbentuk bulat telur, dengan panjang berkisar 8-10 mm serta dominasi warna kuning pucat.
Tumbuhan berrikka memiliki kulit kayu berwarna abu-abu kehijauan. Kayu tersebut bertekstur lebih kasar saat sudah tua, serta mempunyai duduk daun berseling sepanjang 2,5-10 cm.
Manfaat Pohon Serut bagi Manusia
Tak banyak yang mengetahui, jika manfaat pohon serut tidak terbatas untuk menjadi bonsai atau penghijau saja. Lebih dari itu, tanaman ini juga bisa kita gunakan untuk berbagai macam kebutuhan, seperti:
1. Bahan Baku Pembuat Kertas
Sejarah pemanfaatan Streblus asper sebagai bahan baku kertas sudah terjadi sejak lama. Di Thailand pohon tersebut bahkan menjadi olahan pembuatan kertas selama 700 tahun.
Hampir semua dokumen kuno Thailand (yang masih tersisa) ditdi atas kertas yang berasal dari serat kulit serut. Teks-teks ini disebut sebagai Khoi dan sudah ada sejak abad ke-20, lho!
2. Berguna sebagai Amplas Alami
Penggunaan daun serut sebagai amplas alami kerap dipraktikkan oleh masyarakat di berbagai negara. Salah satu daerah yang paling banyak memanfaatkan cara ini adalah negara Vietnam.
Di Negeri Naga Biru, pengerjaan kayu tradisional masih memanfaatkan daun koi sebagai amplas. Teksturnya yang kasar membuat daun ini sangat cocok digunakan sebagai serutan/amplas alami.
3. Dapat Bermanfaatkan sebagai Antibakteri
Melansir hasil penelitian Mellyatul Aini dari Universitas Jember, terdapat senyawa antibakteri yang kuat terkandung di dalam daun pohon serut liar, yaitu Quercetin.
Senyawa quercetin sendiri bekerja dengan cara mendenaturasi protein sel serta merusak membran sel bakteri. Salah satu bakteri yang paling berdampak dengan adanya senyawa ini adalah patogen.
Referensi
Ridesti Rindyastuti, dkk., Keanekaragaman Pulau Sempu dan Ekosistemnya
Mellyatul Aini, Universitas Jember