Jika sering bertandang ke Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), pasti Anda sudah familiar dengan Pohon Rasamala (Altingia excelsa).
Flora yang tumbuh subur di sekitar tanah Pasundan ini terkenal memiliki nilai konservasi tinggi, serta kerap warga lokal manfaatkan untuk berbagai kebutuhan.
Ya, jenis kayu dari tanaman Altingia excelsa memang kaya fungsi. Kayu tersebut mempunyai karakteristik yang kuat, kokoh serta tahan terhadap serangan hama dan serangga perusak.
Selain kayunya, akar dan daun dari pohon ini juga bernilai cukup tinggi dan berguna untuk beragam keperluan. Sebut saja sebagai dekorasi aquascape hingga obat tradisional.
Meski tidak masuk dalam daftar flora yang terancam punah, budi daya tumbuhan ini sangat penting. Apalagi jika melihat manfaatnya yang sangat banyak bagi manusia dan kelestarian alam.
Habitat dan Persebaran Rasamala
Rasamala termasuk dalam famili Hamamelidaceae yang terdiri dari delapan spesies berbeda. Tanaman ini tersebar dari Tibet Selatan, Assam (India) dan Asia Tenggara, termasuk Cina Selatan sampai Malesia.
Perlu kita ketahui, jenis A. excelsa adalah satu-satunya pohon rasamala yang ada di kawasan Malesia. Jenis ini menyebar mulai dari Himalaya, Myanmar, hingga Semenanjung Malaysia, Sumatra dan Jawa.
Di tanah air, persebaran alami rasamala banyak kita temukan di Indonesia bagian barat seperti Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, hingga kawasan Jawa Barat.
Itu sebabnya, jangan heran jika tumbuhan yang satu ini mempunyai banyak nama di masing-masing daerah, misal Gadong di Jawa, Tulason di Tapanuli, dan Cemara Hitam di Palembang.
Di kawasan Minangkabau, masyarakat setempat bahkan mengenal tumbuhan ini dengan empat nama, yakni Pohon Lamin, Mandung, Mandung Jati atau Pohon Sigadundeung.
Berdasarkan penelitian di TNGHS, pohon rasamala dapat tumbuh pada ketinggian 500-1.500 mdpl di daerah kering basah atau sedang, serta 600-1.600 mdpl di daerah subur dan lembap.
Ciri-Ciri dan Morfologi Pohon Rasamala
Ciri-ciri dari tumbuhan yang satu ini sebenarnya cukup khas, Pohon Lamin bisa kita identifikasi dari tingginya yang mencapai 40-60 m, tinggi besar cabang 20-35 m dengan diameter antara 80-150 cm.
Umumnya, tanaman rasamala mendominasi bagian hutan pegunungan bawah bersama dengan jenis tumbuhan lain, seperti puspa (Schima wallichii) dan pasang (Quercus spp. dan Lithocarpus spp.).
Jika ingin melihat morfologi dari jenis tumbuhan yang selalu hijau (evergreen) ini, maka kita bisa menjabarkannya mulai dari bagian kayu, daun hingga buah dari pohon tersebut, yakni:
Kayu Rasamala
Kayu rasamala bisa jadi bagian yang paling populer dari flora yang satu ini. Biasanya kulit kayu tersebut bertekstur halus rata, berwarna abu-abu kecokelatan dengan warga badan yang kemerahan.
Pohon rasamala sendiri menghasilkan kayu dengan tingkat keawetan kelas II, serta memiliki berat jenis antara 0,6-0,8. Ciri khas kayu ini adalah bentuknya yang berlekuk-lekuk dengan ukuran yang ramping.
Daun Rasamala
Duduk daun rasamala biasanya berukuran 6-12 cm dengan lebar 2,5-5 cm. Bentuknya elips hingga lonjong, letaknya bergiliran, serta bagian tepian daun umumnya berbentuk seperti gerigi halus.
Tak jauh dari daun rasamala, bagian tajuk pohon biasanya cukup rapat dan berbentuk segitiga. Namun semakin besar pertumbuhan tanaman, maka bentuk tajuk akan berubah jadi semakin membulat.
Bunga dari pohon ini masuk dalam kategori berkelamin satu, sehingga jenis bunga jantan dan betina terpisah pada pohon yang sama. Malainya terdiri dari 14-18 bunga, bergerombol menyerupai kepala.
Buah Rasamala
Buah rasamala mempunyai diameter antara 1,2-2,5 cm, berwana kecokelatan dengan kapsul yang terdiri dari empat ruang, di mana setiap ruangnya berisi 1-2 benih yang telah terbuahi.
Selain itu, di dalam setiap ruang tersebut juga terdapat benih yang belum mengalami pembuahan dengan jumlah mencapai 35 butir. Ciri khas dari buah rasamala terlihat dari bijinya yang pipih dan bersayap.
Baca juga: Si Gemas Kumbang Koksi: Bantu Petani Atasi Hama Kutu
Budi Daya dan Manfaat Pohon Rasamala
Apabila Anda ingin menanam bibit pohon rasamala maka ada kadar baik, sebab tumbuhan ini sebenarnya berbunga dan berbuah hampir di sepanjang tahun.
Namun, waktu terbaik atau puncak pengumpulan benih sendiri dapat Anda lakukan pada April dan Mei saat bunga rasamala bermekaran, serta bulan Agustus hingga Oktober saat pohon mulai berbuah.
Penting untuk Anda ingat, sebelum menggunakan bibit buah dari pohon tersebut, kita harus mengekstrasinya terlebih dahulu dengan cara menjemurnya selama 2 hari, lalu dikeringkan pada suhu 38-42 derajat Celsius.
Jika pembibitan tanaman tersebut sudah benar, maka pohon rasamala unggul yang tumbuh sehat akan memberikan kita banyak manfaat, seperti:
- Sebagian masyarakat memanfaatkan daun rasamala muda sebagai lalapan.
- Masyarakat tradisional menggunakan ekstrak daun tersebut sebagai obat bantuk herbal.
- Kayu rasamala cocok sebagai material konstruksi hingga bantalan kereta api.
- Getah kayunya cocok untuk campuran pewangi karena aromanya yang segar.
- Secara keseluruhan, menanam pohon rasamala baik untuk upaya reboisasi karena cabangnya lebar.
- Akar rasamala pas untuk dekorasi ruangan dan hiasan aquascape yang unik.
Sebagai informasi, bibit altingia excelsa sebenarnya dijual bebas di berbagai toko tanaman. Dalam setiap 1 kg benih yang Anda beli akan memperoleh kurang lebih 75-175 ribu butir benih.
Taksonomi Rasamala
Referensi
Istomoa dan Putri Novita Sarib, Institut Pertanian Bogor
Laman Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada
Rena Novelia Damanik, dkk., Universitas Sumatera Utara
Penulis: Yuhan Al Khairi
Editor: Ixora Devi