Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah kawasan yang didominasi oleh tumbuhan yang memiliki fungsi untuk sarana konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, untuk keindahan kota itu sendiri serta untuk menunjang kelestarian air, udara dan tanah.
Menurut penelitian, RTH yang ideal di kota adalah 30% dari luas total area. Namun, di Jakarta total luas RTH hanya mencakup sekitar 10%. Hal ini membuat perlu diadakan perluasan area untuk RTH yang terdapat di Jakarta agar dapat menunjang kehidupan habitat satwa dan tumbuhan yang hidup disekitarnya.
Keberadaan pohon buah dan pohon-pohon besar juga menarik kehadiran satwa liar untuk mencari makan dan juga sebagai habitat satwa, seperti bajing kelapa, bunglon dan beberapa jenis burung. Salah satu pohon buah yang dapat menarik kehadiran satwa adalah pohon kersen.
Pohon kersen (Muntingia calabura) adalah salah satu pohon yang mudah kita jumpai di pinggir jalan. Pohon ini termasuk tanaman liar yang tumbuh dengan ketinggian 3 sampai 6 meter, bahkan ada yang mencapai 12 meter. Selain di Indonesia, tumbuhan ini juga tumbuh di berbagai negara seperti India, Meksiko, Kosta Rika, Inggris, Vietnam, Kamboja, Thailand, dan lain-lain.
Kersen merupakan salah satu jenis buah yang berukuran kecil. Saat muda, buah karsen memiliki warna hijau dan saat matang berwarna merah cerah serta memiliki rasa yang manis. Buah ini juga memiliki banyak nama diberbagai daerah di Indonesia, seperti di Jakarta, buah ini dinamai buah ceri dan di Madura dinamai baleci. Di daerah lain ada yang menamainya keres, keresen, karsem, seri, dan lain sebagainya.
Pohon yang berbuah mungil ini memiliki bentuk tajuk seperti payung sehingga memberikan efek peneduh. Batang pohonnya sangat kuat dan lentur. Daun kersen bertekstur halus dengan bentuk lonjong kecil dan bergerigi di bagian tepinya. Pertambahan ranting cenderung menyebar ke samping dan tidak meninggi, sehingga tanaman ini relatif sangat mudah untuk dijadikan media panjat-memanjat. Jika musim buah tiba, pohon ini mengeluarkan aroma khas.
Burung-burung pemakan buah seperti burung cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), sering mengunjungi pohon ini di waktu siang untuk memakan buah atau sari buahnya yang manis. Di waktu hari gelap, berganti aneka jenis kelelawar pemakan buah yang datang dengan tujuan yang sama. Biji kersen tidak tercerna oleh burung dan kelelawar, karena itu kedua kelompok satwa ini sekaligus berfungsi sebagai pemencar bijinya.
Selain itu, pohon kersen juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia, antara lain buahnya dapat meningkatkan daya tahan tubuh, dapat meningkatkan metabolisme dalam tubuh, untuk kesehatan mata dan kulit tubuh, dapat mencegah asam urat dan dapat mengurangi rasa nyeri akibat asam urat. Bunganya dapat menurunkan kadar kolesterol pada tubuh dan daunnya dapat mengobati radang serta sakit kepala.
Penulis: Ahmad Baihaqi/Indonesia Wildlife Photography