Walau terlihat cukup berbeda, Pleurotus eryngii adalah spesies jamur pangan yang masih berkerabat dengan jamur tiram. Mereka ahli golongkan dalam famili Pleurotaceae, serta berasal dari genus atau suku yang sama.
Xìng bào gū adalah julukan Pleurotus eryngii dalam bahasa Tionghoa. Nama latinnya diambil dari nama tanaman Eryngium, karena spesiesnya tumbuh di akar Eryngium yang sudah mati.
Selain Xìng bào gū, jamur ini dikenal pula sebagai cì qín gū. Ia memiliki beberapa nama asing lainnya, seperti king trumpet mushroom, French horn mushroom, eryngii dan sebagainya.
Dibandingkan jamur tiram lain, ukuran eryngii memang terlihat lebih besar. Daging buahnya tebal dan cukup awet, sehingga banyak diminati oleh masyarakat sebagai bahan masakan.
Morfologi dan Ciri-Ciri Jamur Pleurotus Eryngii
Saat berusia muda, jamur Pleurotus eryngii bisa kita tandai dari ukuran topinya. Bagian ini umumnya berwarna cokelat tua, namun dengan ukuran yang cukup kecil ataupun sempit.
Ketika berbiak menjadi dewasa, ukuran topi king trumpet mushroom berkisar 5-10 cm saja. Tampilan awalnya terlihat cembung, tetapi berangsur-angsur merata saat sudah matang.
Spesies dewasa juga dapat kita cirikan dari cekukan di bagian tengah topi. Warna batangnya beragam mulai dari cokelat hingga warna-warna oker, seperti kuning dan putih kecokelatan.
Terdapat sisik-sisik kecil pada permukaan Pleurotus eryngii muda. Diameternya cenderung lebih tipis, walaupun akan berubah menjadi tebal dan halus ketika memasuki usia dewasa.
Tidak seperti Pleurotus lain, jamur eryngii hidup sebagai parasit pada akar tanaman herba. Subspesiesnya ahli temukan di berbagai daerah, serta berasosiasi dengan banyak tumbuhan.
Baca juga: Jamur Merang, Pangan Favorit Bergizi Tinggi
Distribusi dan Subspesies Jamur Pleurotus Eryngii
French horn mushroom berkembang di area padang rumput dan padang stepa. Lingkungan sekitar habitatnya kering, seperti negara-negara Eropa dan Asia Selatan, serta Asia Tengah.
Di Eropa, jamur ini sangat populer sebagai bahan baku pangan. Sedang di Jepang, jenisnya masyarakat kenal sebagai jamur eringii dan baru mulai dibudidayakan sejak tahun 1990-an.
Berbagai subspesies Pleurotus eryngii pada dasarnya menyebar ke berbagai negara. Mereka memiliki bentuk yang cukup bermiripan, walaupun berkembang pada habitat yang berbeda.
Sebagai informasi, berikut beberapa subspesies eryngii beserta asosiasi tumbuhannya:
- P. e. eryngii terkait dengan tumbuhan dari genus Eryngium;
- P. e. ferulae berasosiasi dengan spesies Ferula communis;
- P. e. tingitanus berkembang pada akar tanaman Ferula tingitana;
- P. e. elaeoselini berhubungan dengan Elaeoselinum asclepium; dan
- P. e. thapsiae berasosiasi dengan spesies Thapsia garganica.
Dalam sejumlah studi, ahli juga melaporkan bahwa spesies Pleurotus eryngii terkait dengan flora bergenus Ferulago, Cachrys, Laserpitium, Diplotaenia, bahkan Apiaceae atau wortel.
Kandungan dan Manfaat Jamur Pleurotus Eryngii
Kandungan jamur eryngii mungkin masih perlu diteliti lebih jauh. Meski begitu, mereka ahli yakini menyimpan segudang nutrisi yang mampu merangsang sistem kekebalan tubuh kita.
Karena rendah lemak, mengonsumsi jenis jamur ini sangat baik untuk penderita kolesterol. Berkat seratnya yang tinggi, eryngii jamak publik manfaatkan sebagai menu diet sehat.
Pleurotus eryngii juga efektif sebagai agen pengendali parasit. Karena itu, spesiesnya sering awam olah sebagai pakan hewan peliharaan, terutama untuk mengobati infeksi jamur.
Melansir berbagai sumber, cita rasa dan aroma jamur ini relatif hambar saat masih mentah. Namun jika sudah kita masak, ia mengeluarkan aroma umami dan bertekstur seperti daging.
Jika tertarik, Pleurotus eryngii paling enak jika kita olah menjadi sup. Ada pula masyarakat yang menggorengnya dengan mentega, sebab ia mempunyai tekstur yang mirip seperti abalon.
Baca juga: Galerina Marginata, Jamur Beracun yang Tumbuh di Kayu
Taksonomi Spesies King Trumpet Mushroom
Penulis : Yuhan al Khairi