Merpati mindanao atau mindanao bleeding-heart (Gallicolumba crinigera) adalah salah satu spesies endemik dari Pulau Mindanao di selatan Kepulauan Filipina. Merpati dari genus Gallicolumba ini merupakan salah satu yang terunik di antara 11 spesies ‘bleeding-heart’ lainnya. Pasalnya, di area dada satwa ini terdapat bentuk dan warna merah darah yang bervariasi.
Warna utama pada burung ini adalah cokelat gelap dengan warna kehijauan dan perak di area kepala dan leher. Untuk membedakan burung jantan dengan betina, dapat dilihat dari iris matanya. Iris mata merpati mindanao dewasa berwarna biru keunguan, sedangkan merpati muda berwarna cokelat kemerahan.
Nama ilmiah merpati mindanao sendiri merupakan “petunjuk” akan perilaku dari burung ini, yaitu ‘galli’ yang berarti perilaku ayam dan ‘columba’ yang berarti perilaku merpati. Hal ini karena merpati mindanao menghabiskan banyak waktunya di tanah untuk mencari makanan dan beraktivitas seperti ayam. Hewan ini hanya berada di pohon untuk bertengger atau untuk membuat sarang.
Merpati mindanao adalah burung yang sangat pemalu. Kecenderungan untuk menyembunyikan diri secepat mungkin membuatnya jarang ditemui. Saat terancam, merpati ini lebih memilih berjalan dengan cepat daripada terbang seperti burung pada umumnya.
Belum banyak informasi mengenai cara pengembangbiakan spesies ini, tetapi diperkirakan terjadi selama musim hujan tiba, antara Maret dan Juni. Di alam liar, sarang telur burung ini berada di pepohonan semacam bambu.
Habitat merpati mindanao hanya dapat ditemukan di hutan primer dan hutan sekunder dataran rendah di bawah 750 mdpl di Filipina, dimana tiga subspesies dari merpati mindanao tersebar di enam pulau di sekitar Mindanao. Gallicolumba crinigera leytensis yang berada di pulau Samar, Leyte, dan Bohol. Gallicolumba crinigera criniger yang dapat ditemukan di pulau Dinagat dan Mindanao, dan Gallicolumba crinigera bartletti di pulau Basilan.
Merpati mindanao diklasifikasikan oleh lembaga konservasi satwa internasional IUCN dalam status Vulnerable atau rentan yang dirilis pada tahun 2007. Hal ini akibat perburuan liar untuk menjadikan burung mindanao burung hias peliharaan serta perambahan hutan.
Langkah konservasi untuk menyelamatkan satwa ini dari ancaman kepunahan, salah satunya adalah konservasi hutan di beberapa wilayah yang dilindungi pemerintah Filipina seperti di Taman Nasional King Sikatuna, Bohol. Selain itu, pemerintah setempat membuat undang-undang untuk membatasi perburuan merpati mindanao di alam liar.
Selain itu, program perlindungan merpati mindanao juga dijalankan di Bristol, Inggris sejak 1998 dengan membuat tempat berkembang biak. Program ini bertujuan untuk memberikan perawatan dan perlindungan dengan teknik yang sama seperti di habitat aslinya.
Penulis: ANP/G32