Secara umum karakteristik vegetasi mangrove terpengaruh oleh kadar garam yang tinggi. Pedada merah atau Sonneratia caseolaris termasuk dalam jenis mangrove yang beradaptasi terhadap kadar garam rendah. Ia termasuk famili Sonneratiaeeae yang merupakan salah satu suku dominan yang membentuk struktur vegetasi mangrove.
Lebih lanjut berdasarkan tulisan Sahromi dalam artikel Warta Kebun Raya (2011), “Sonneratia caseolaris: Jenis Mangrove yang Hidup di Kebun Raya Bogor”, jenis lain dari mangrove yang toleran terhadap air tawar adalah Duabanga grandiflora dan Duabanga moluccana Blume (Sonneratiaeeae). Sahromi (2011) dalam tulisannya menyebutkan dua jenis ini merupakan koleksi Kebun Raya Bogor.
Struktur vegetasi hutan mangrove terdiri atas dua belas genera tumbuhan berbunga yang termasuk kedalam delapan famili meliputi pohon-pohon dan semak (Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lumnitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus).
Pedada Merah Toleran terhadap Tingkat Salinitas yang Beragam
Sonneratia caseolaris merupakan salah satu jenis mangrove yang tumbuh pada bagian yang kurang asin. Jenis ini dapat kita temukan pada zonasi ke arah dalam dari zonasi yang paling dekat dengan laut.
Menurut Bengen (2003), dalam kajian “Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove”, jenis ini bersama-sama Avicennia spp menempati zonasi paling depan yaitu daerah terdekat dengan laut pada salah satu tipe zonasi hutan mangrove di Indonesia. Para ahli memperkirakan jenis ini toleran terhadap tingkat salinitas yang beragam seperti tawar, payau, dan saline.
Pedada merupakan salah satu jenis mangrove yang tumbuh pada bagian yang kurang asin, pada tanah lumpur yang dalam, seringkali sepanjang sungai kecil dengan air yang mengalir pelan dan terpengaruh pasang surut.
Jenis ini tidak pernah tumbuh pada pematang atau daerah berkarang. Pedada berbentuk pohon dengan ketinggian mencapai 15 meter. Tumbuhan ini memiliki akar napas seperti kerucut yang banyak dan sangat kuat. Ujung cabang/ranting terkulai dan berbentuk segi empat pada saat muda.
Baca juga: Lumut Kerak: Biosource dan Bioindikator Pencemaran Udara
Pedada Merah dengan Bentuk Buah yang Unik
Keunikan Sonneratia caseolaris dapat kita lihat dari buahnya. Bentuk buah pedada berbentuk bulat, ujung bertangkai, dan bagian dasarnya terbungkus kelopak bunga. Buah pedada dikenal dengan nama internasionalnya yaitu Crabapple mangrove.
Menurut penelitian Ruth Dwi Elsa Manalu (2011), Departemen Teknologi Hasil Perairan, IPB, buah pedada memiliki diameter antara 6-8 cm dan biji berjumlah antara 800-1200.
Buah pedada berwarna hijau, dan mempunyai aroma yang sedap. Ia tidak beracun, asam dan dapat langsung dimakan. Buah ini memiliki rasa asam sehingga menjadi kegemaran hewan pemakan buah antara lain monyet ekor panjang atau berbagai jenis burung pemakan buah. Rasa asam yang buah pedada muda miliki dapat berguna untuk menjadi cuka.
Sonneratia caseolaris merupakan tanaman mangrove sejati dengan beragam keunggulan. Sonneratia caseolaris memiliki antioksidan dan sitotoksik serta manfaat lainnya.
Mengutip Herwinda S. dan Muh. Amir M, dalam Prosiding Seminar Nasional Kimia (2013), Universitas Mulawarman, Sonneratia caseolaris merupakan salah satu tumbuhan khas Kalimantan khususnya Kalimantan Selatan yang bagian daunnya secara empiris masyarakat gunakan sebagai obat luka serta penghilang bekas luka pada kulit.
Tidak hanya unggul sebagai tanaman berkhasiat obat, kayu dari pohon pedada merah bermanfaat sebagai bahan bangunan dan kayu bakar. Bahkan masyarakat Sulawesi memanfaatkan kayunya untuk membuat perahu. Akar nafas dari pohon ini juga berguna untuk mengganti gabus setelah melalui perendam dalam air mendidih, dan bisa berguna sebagai tutup botol.
Taksonomi Pedada Merah
Referensi
Sahromi, Sonneratia caseolaris: Jenis Mangrove yang Hidup di Kebun Raya Bogor
Dietriech G. Bengen, Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove: Pedoman Teknis
Herwinda S. dan Muh. Amir M, Universitas Mulawarman
Penulis: Sarah R. Megumi