Perairan laut Indonesia terkenal dengan kekayaan biodiversitasnya. Salah satu biota yang terkenal dengan diversitas jenis dan nilai ekonomi yang tinggi adalah ikan pari. Berdasarkan teori evolusi, ikan pari adalah cabang dari ikan hiu yang telah beradaptasi dengan kehidupan di dasar laut.
Mengacu tulisan ilmiah Nurdin Manik dari UPT Loka Konservasi Biota Laut Bitung, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, dalam jurnal Oseana (2003), tekanan air di dasar laut merupakan faktor utama yang merangsang dan mengarahkan arus revolusi ikan pari. Bergesernya celah insang ke sisi bawah tubuh tidak hanya memungkinkannya untuk lepas landas dengan “daya dorong semburan”, melainkan juga memungkinkan sirip dada ikan pari terbentang di sekitar kepala. Terciptalah ikan pari zaman modern dengan sirip dada mirip sayap.
Umumnya ikan pari senang tinggal di perairan pantai berpasir, lumpur, laguna, teluk, reef flat (rataan terumbu karang), dan muara sungai. Uniknya, tubuhnya yang sangat pipih dan sirip dadanya yang besar memungkinkan ikan pari hidup di dasar air. Ketika berada di dasar air, dia diam tak bergerak. Dia pun dapat menjelajah hingga dekat permukaan air.
Secara geografis, habitat ikan pari yaitu di seluruh perairan tropis, subtropis, dan daerah iklim sedang. Famili Dasyatidae merupakan salah satu famili pari yang memiliki kelimpahan tertinggi sering berada di daerah perairan dekat pantai di sub tropis dan tropis di dunia bersama dengan famili ikan bertulang rawan lainnya.
Baca juga: Binahong, Khasiatnya Beken dari Korea Sampai Hawaii
Pari Gergaji Masuk dalam Daftar Hewan Dilindungi
Dari begitu banyak ragam jenis pari, pari gergaji memiliki bentuk fisik yang unik. Sutarno dkk., (2017) dalam jurnal Biodiversitas yang berjudul “Sequence variation among populations of sawfishes (Pristiformes: Pristidae) from Indonesia and Australia”, menjelaskan di perairan Asia Tenggara tercatat lima spesies ikan gergaji antara lain Pristis pristis (P. microdon), Pristis clavata, Pristis zijsron, Pristis pectinata, dan Anoxypristis cuspidate. Pari gergaji merupakan ikan bertulang rawan pipih dengan moncong sangat panjang. Dia memiliki 16 sampai 32 buah gigi pada setiap sisinya yang kemungkinan dia gunakan untuk berburu dan pertahanan.
Satwa ini hidup di laut, payau, dan air tawar di seluruh daerah tropis dan subtropis. Mereka mengonsumsi moluska, krustasea, dan ikan. Bersumber dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan, tubuh pari gergaji agak mirip ikan hiu. Lebih jauh, spesies ini masuk dalam daftar perlindungan nasional sejak 1999 melalui Peraturan Pemerintah No. 7 1999 yang sekarang menjadi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.106 2018. Berdasarkan Permen LHK No. P.106 2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi, semua jenis ikan pari gergaji ditetapkan dalam status perlindungan penuh.
Tidak hanya dalam skala nasional, pada skala internasional Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) telah menetapkan semua jenis ikan pari gergaji memiliki status Appendix I. Masuknya pari gergaji dalam kategori hewab langka, berarti masyarakat wajib melindungi. Selain itu, satwa ini juga tidak boleh masuk dalam perdagangan internasional. Selain penyulundupan, fauna laut ini menghadapi sejumlah ancaman lain. Di antaranya tingginya eksploitasi sumberdaya perikanan, alat tangkap tidak ramah lingkungan, degradasi lingkungan habitat, serta berkurangannya mangsa.
Taksonomi Pari Gergaji
Penulis: Sarah R. Megumi
Editor: Ixora Devi