Menarik dipandang namun mematikan, itulah jamur Panther cap (Amanita pantherina) yang memiliki racun mirip dengan jamur Fly Agaric, A. muscaria. Berasal dari famili Amanitaceae dan berkerabat dengan A. phalloides, A. caesarea, dan lainnya.
Panther cap terlihat begitu mirip dengan kerabatnya Amanita excelsa var. spissa. Fragmen seperti bercak pada tudung jamur A. excelsa berwarna abu-abu, sedangkan pada jamur Panther cap berwarna putih bersih.
Penamaan spesies pantherina mengacu pada tampilan bintik-bintik cokelat dan putih pada tudungnya yang terlihat mirip seperti corak pada macan kumbang. Sementara itu, jamur Panther cap pertama kali ahli mikologi dari Swiss, Augustin Pyramis De Candolle deskripsikan pada tahun 1815 dengan nama Agaricus pantherinus. Kemudian pada tahun 1871, Paul Kummer ahli mikologi Jerman, memindahkan Panther cap ke dalam genus yang saat ini, yaitu Amanita.
Morfologi dan Ciri-ciri Umum
Tudung jamur Panther cap berdiameter 5 hingga 12 cm, berwarna cokelat terang atau abu-abu kecokelatan yang mengkilap saat basah. Tepiannya bergaris sangat halus, bentuk awal tudungnya seperti lonceng, kemudian berubah menjadi datar seiring matangnya tubuh buah.
Sisa-sisa bercak berwarna putih bersih biasanya tersebar merata di atas permukaan tudung. Daging jamur ini berwarna putih tidak berubah ketika dipotong.
Selain itu, terdapat lamella yang berwarna putih dan tersusun padat. Batang jamur ini berukuran panjang sekitar 6 hingga 12 cm dengan diameter 0,6-2 cm. berwarna putih bersih dengan terdapat bagian seperti cincin yang menggantung, berubah menjadi tipis dan rapuh seiring pertumbuhannya.
Selain itu, terdapat juga volva pada pangkal batangnya. Spora jamur ini berukuran 8-12 x 6,7-7,5µm berbentuk bulat telur dan bertekstur halus dengan cetakan spora berwarna putih.
Habitat dan Morfologi
Jamur ini umum tumbuh di hutan campuran dan umumnya muncul dekat pohon pinus dan cemara, tapi pernah juga ada temuan jamur ini pada pohon kayu keras lainnya. Tumbuh sendiri ataupun berkelompok saat musim dingin dan musim gugur. Distribusinya meliputi Eropa Selatan, Pantai Barat dari California hingga Pasifik Barat Laut, dan barat daya Pegunungan Rocky.
Racun Jamur Panther Cap
Melansir berbagai sumber, jamur Panther cap diketahui mengandung asam ibotenat, senyawa kimia psikoaktif muscimol, muskazon dan muscarin. Senyawa asam ibotenat menghasilkan efek rangsangan pada sistem saraf pusat, sementara muscimol menghasilkan efek penghambatan.
Jamur ini biasanya memberikan efek samping koma pada korban. Hal ini menunjukkan bahwa jamur ini mengandung banyak muscimol yang menekan sistem saraf parasimpatis. Di samping itu, gejala keracunan akan muncul saat 30-180 menit setelah konsumsi dan puncaknya muncul pada 2 hingga 5 jam setelah konsumsi.
Gejala yang muncul di antaranya, muntah, kejang, histeria bergantian, delirium dan kelesuan atau koma berlangsung selama beberapa jam. Pemulihan biasanya terjadi dalam waktu 4 hingga 12 jam setelah gejala pertama, dan membutuhkan waktu lebih lama apabila mengonsumsi lebih banyak. Meskipun begitu, kematian akibat keracunan jamur ini jarang terjadi.
Taksonomi Panther Cap
Penulis : Anisa Putri
Editor : Ari Rikin