Paku Tanduk Rusa (Platycerium sp) adalah sekelompok tumbuhan paku yang berkembang biak dengan cara menumpang pada tanaman lainnya (epifit). Mereka tergabung dalam famili Polypodiaceae, serta banyak tertanam di daerah tropika dan subtropika.
Secara tampilan, juntaian daun (ental) Platycerium memang berbeda dengan tumbuhan paku lainnya. Ia memiliki ental bercabang-cabang, menjuntai ke bawah dan tampak seperti tanduk rusa.
Berkat bentuk daunnya yang unik, masyarakat sering menjadikan tanaman ini sebagai tumbuhan hias. Mereka publik perdagangkan secara luas, serta relatif cukup mudah untuk dibudidayakan.
Di Tanah Air, terdapat lima varietas paku tanduk rusa yang berhasil ahli identifikasi. Salah satu di antaranya ialah Platycerium willinckii, jenis paku endemik yang berasal dari Pulau Jawa.
Klasifikasi dan Ciri-Ciri Paku Tanduk Rusa
Pada dasarnya, tumbuhan paku pakar klasifikasikan ke dalam beberapa kelas yaitu Psilophytinae (Paku Purba), Lycopodinae (Paku Rambut), Equisetinae (Paku Ekor Kuda), dan Filicinae (Paku Sejati).
Paku tanduk rusa sendiri tergabung dalam kelas Filicinae, karena itu spesiesnya dapat kita cirikan melalui bentuk daun yang besar (makrofil), bertangkai dan tampak menggulung saat usia muda.
Akar tanaman ini terlihat berserabut, dengan bagian batang rimpang yang tegak panjang dan berbulu. Jika kita perhatikan, batang mereka tidak memiliki cabang dan berwarna kecokelatan.
Daunnya tergolong sebagai daun majemuk dengan dominasi warna kehijauan. Posisi anak daun Platycerium berselang-seling, bagian ini umumnya tumbuh sepanjang 2 – 5 cm dan lebar 0,5 cm.
Sebagian varietas paku tanduk rusa memiliki tepian daun bergelombang dengan permukaan berbulu halus. Sedang sebagian lainnya mempunyai tepi bergerigi, serta bagian ujung daun yang meruncing.
Sorus atau tempat berkumpulnya sporangium terletak di bagian bawah permukaan daun. Bagian ini dapat kita identifikasi melalui corak warnanya yang tampak kuning keemasan.
Habitat Tumbuhan Paku Tanduk Rusa
Keanekaragaman jenis paku paling banyak ahli temukan di sekitar hutan hujan tropis. Mereka terbesar mulai dari kawasan hutan dataran rendah, sedang, hingga hutan dataran tinggi.
Secara umum, tanaman paku dapat tumbuh pada lingkungan bersuhu lembap atau bersuhu kering. Mereka bisa kita jumpai tertanam di area bawah pohon, pinggiran sungai sampai lereng terjal.
Kebutuhan akan asupan sinar matahari sendiri bergantung pada spesiesnya. Beberapa tumbuhan varietas menyukai lokasi minim cahaya matahari, sedang yang lainnya lebih menyukai area terbuka.
Khusus paku tanduk rusa, spesies ini pakar ketahui hidup di kawasan hutan yang tidak terturup. Asupan matahari yang masuk cukup banyak, sehingga tingkat kelembapan udaranya relatif rendah.
Berdasarkan peta persebarannya, Simbar Menjangan (Platycerium bagi masyarakat Jawa) terbilang sangat luas. Ia terdistribusi mulai dari Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.
Cara Menanam Paku Tanduk Rusa
Platycerium secara luas masyarakat budidayakan sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini awam tanam sebagai ornamen mempercantik pekarangan rumah, gedung atau bangunan lainnya.
Meski begitu, cara menanam paku tanduk rusa tentu tidak bisa dilakukan sembarangan. Agar tidak mati dan layu, berikut langkah-langkah yang bisa Anda coba.
- Tempelkan tanaman paku dengan menempatkan daun tumpukan lumut sphagnum di atas papan kayu (ukurannya lebih lebar dari daun basal).
- Ikat ke papan menggunakan tali pancing, lalu pastikan kuncupnya berada tepat di atas lumut;
- Posisikan tanaman paku pada lokasi yang tidak terkena matahari langsung. Tempatkan ia di dalam ruangan atau lokasi-lokasi yang hanya tersinari sinar matahari pagi;
- Siram tanaman sekali seminggu. Pastikan Anda membahasi lumutnya sampai benar-benar basah;
- Siapkan nutrisi berupa pupuk organik. Salah satu pupuk yang bisa Anda gunakan adalah emulsi ikan. Pastikan dosisnya tepat, lalu berikan selama sebulan sekali; dan
- Pindahkan ke papan yang lebih lebar jika ukuran tanaman sudah semakin besar.
Taksonomi Tanaman Platycerium
Penulis: Yuhan Al Khairi