Ragam Hayati
Tapir sudah ada sekitar 20 juta tahun lalu dan selama kurun waktu itu ia tidak mengalami evolusi perubahan tubuh yang berarti.
Jika sedang berkunjung atau berwisata ke suatu pulau, flora apa yang paling sering dijadikan ikon? Bisa jadi flora itu adalah pohon kelapa atau dalam nama ilmiahnya disebut Cocos nucifera (L.).
Orang Betawi biasa mengupas buah ini dengan cara dibanting atau dijepit di engsel pintu. Namun sangat disayangkan keberadaan tanaman kecapi saat ini mulai langka.
Rangkong gading (Rhinoplax vigil) merupakan satu-satunya jenis rangkong yang memiliki balung/cula (casque) penuh berisi, bahkan 13 persen berat tubuhnya terdapat pada balung tersebut.
Meski buah mangga bisa kita temui dari pasar tradisional hingga modern, namun ada satu jenis buah mangga yang kini telah dinyatakan punah dari habitat aslinya atau ‘punah in situ’. Jenis mangga yang dimaksud adalah mangga kasturi (Mangifera casturi).
Hingga saat ini masih banyak orang awam yang salah menafsirkan antara pesut mahakam (Orcaella brevirostris) dengan ikan.
Pada 100 tahun Sebelum Masehi (SM) penduduk Asia Tenggara telah memanfaatkan tanaman mengkudu sebagai obat di negeri Cina.
Jika dulu keberadaan landak jawa (Hystrix javanica) kerap meresahkan bagi petani karena dianggap mengganggu dan merusak tanaman, kini landak diincar untuk mendapatkan batu yang diklaim ada dalam tubuh landak.
Plumeria adalah penamaan dari tanaman kamboja atau dalam bahasa Inggris disebut ‘frangipani’. Bunga pada tanaman kamboja sudah sangat terkenal dan pastinya tidak asing bagi yang senang berkunjung ke Pulau Dewata.
Kuda Sumbawa merupakan salah satu fauna khas yang menjadi primadona bagi wisatawan. Selain memiliki postur tubuh yang gagah, mereka juga terkenal dapat memproduksi susu yang kaya akan khasiat.
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) atau disebut juga belimbing asam adalah sejenis pohon yang diperkirakan berasal dari Maluku. Kandungan dari belimbing ini mampu mengobati berbagai penyakit.
Burung Maleo (Macrocephalon Maleo) merupakan salah satu aves endemik yang tersebar hampir di semua daratan Sulawesi. Dalam menetaskan telurnya, burung ini menggunakan bantuan suhu lapisan tanah yang bersumber dari panas bumi.
Perlu menunggu sekitar dua tahun sekali untuk melihat bunga ini mekar. “Anggrek Rkasasa” ini terakhir mekar pada tahun 2016 di Kebun Raya Bogor.