Orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) merupakan salah satu jenis kera besar di Asia yang berasal dari Ordo Primata dan Famili Pongidae. Famili ini terdiri dari tiga genus dan hanya genus Pongo yang dapat ditemukan di Indonesia.
Sedangkan dua genus lainnya ialah Gorilla dan Pan yang menempati area tropis dan subtropis di Afrika. Selain itu, genus Gorilla dan Pan memiliki gaya hidup yang berbeda dengan orangutan. Mereka hidup secara berkelompok dengan “Alpha males” atau jantan alfa, sementara orangutan hidup secara soliter.
Sementara itu, orangutan kalimantan diklasifikasikan lagi ke dalam tiga subspesies, yaitu P. p. pygmaeus, P. p. mario dan P. p. wurmbii. Melansir berbagai sumber, orangutan banyak menghabiskan waktunya di atas pohon (arboreal), namun orangutan jantan lebih banyak berjalan di atas tanah daripada betinanya.
Orangutan jantan dewasa memiliki wilayah jelajah yang luas, sekitar 2 hingga 6 km persegi. Area tersebut tumpang tindih dengan wilayah jelajah beberapa betina dewasa. Selain itu, jantan dewasa cenderung melakukan perjalanan sendiri, sedangkan jantan muda umumnya melakukan perjalanan bersama.
Morfologi dan Ciri-ciri Umum
Orangutan kalimantan jantan berpipi berat tubuhnya berkisar antara 60 dan 85 kg, sedangkan jantan tidak berpipi berkisar antara 30 hingga 65 kg. Sementara orangutan betina tubuhnya relatif lebih kecil dengan bobot berkisar 30 hingga 45 kg. Panjang tubuh orangutan jantan berkisar antara 72 hingga 97 cm.
Orangutan memiliki telinga kecil, tanpa lobus, serta hidung yang kecil. Selain itu, mereka juga memiliki dahi yang tinggi dan moncong yang menonjol. Memiliki bibir yang tipis, kaki pendek dan relatif lemah, namun memiliki tangan dan lengan yang sangat kuat. Lengannya pun panjang, sehingga ketika satwa ini berdiri lengannya bisa mencapai pergelangan kakinya.
Di samping itu, orangutan kalimantan memiliki dimorfisme seksual yang ekstrem. Orangutan jantan dewasa dapat mencapai bobot hingga 100 kg. Satwa ini juga menunjukkan bimaturisme (kematangan ganda), yakni terdapat dua jantan dewasa, satu dengan jambul dan satu lagi tanpa jambul. Orangutan berpipi memiliki kantung tenggorokan yang sangat berkembang sehingga terlihat memiliki dagu ganda.
Orangutan kalimantan memiliki rambut yang berwarna gelap, umumnya berwarna cokelat gelap atau kemerahan. Sementara pada orangutan bayi, tubuhnya berwarna merah muda yang kemudian akan berubah menjadi gelap. Selama usia remaja, mereka memiliki lingkaran mata yang berkulit pucat yang menonjol.
Di samping itu, orangutan kalimantan merupakan pemakan buah (frugivora) utamanya buah ara. Selain itu mereka juga mengonsumsi, tumbuhan lain, serangga, vertebrata kecil, dan telur. Orangutan dewasa bersifat semi soliter atau menyendiri dengan betina dewasa yang hanya ditemani oleh anak mereka yang masih kecil.
Habitat dan Distribusi Orangutan kalimantan
Habitat orangutan adalah hutan hujan tropis yang berawa dan berbukit dengan ketinggian mencapai 1.500 meter diatas permukaan laut di Pulau Kalimantan. Subspesies P. p. pygmaeus di Indonesia berada di Kalimantan bagian barat laut, tetapi juga ada di Sarawak. Sementara, Subspesies P. p. morio berada di Kalimantan bagian selatan dan Kalimantan Tengah. Lalu subspesies P. p. wurmbii ada di Kalimantan Timur dan Utara serta Sabah.
Ancaman dan Konservasi
Di habitat aslinya, orangutan kalimantan mengalami berbagai ancaman seperti perubahan kondisi habitat, alih fungsi lahan, serta perburuan. Luasan habitatnya yang terus mengalami penurunan, membuat banyak kasus orangutan ditemukan berada di luar hutan lindung bahkan masuk kawasan perkebunan sawit.
Di Indonesia orangutan kaliamantan telah dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. 106 Tahun 2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi.
Selain itu, mereka juga masuk kategori dalam Apendiks oleh CITES, sehingga dilarang untuk kita perjualbelikan dalam bentuk apapun. Sementara IUCN telah mengklasifikasikan orangutan kalimantan sebagai terancam punah karena penurunan populasi yang drastis.
Taksonomi Orangutan kalimantan
Penulis : Anisa Putri
Editor : Ari Rikin