Nyanyian Hidup Kodok

Reading time: 4 menit

Perjalanan hidup

Menilik proses metamorfosis dari binatang ini akan membawa perenungan kita akan indahnya sebuah perjalanan hidup dan keseimbangan alam. Layaknya hewan amfibi, kodok hidup di dua alam. Yang kerap membuat para peneliti terkesan adalah perubahan alat pernapasan dari insang ke paru-paru.

Sebaiknya kita runut dari awal. Ketika musim hujan mulai menggantikan musim kemarau, kodok akan memasuki masa-masa kawin. Mereka akan berkomunikasi dan menarik pasangan dengan mengeluarkan bunyi nyaring. Suara yang membentuk paduan suara kacau ini berasal dari bagian bawah rahangnya yang menggelembung. Bagi para ahli, suara itu bisa menjadi pembeda antar spesies.

”hewan ini berdarah dingin sehingga sangat membutuhkan tambahan panas dari lingkungan sekitarnya”

Kodok akan mencari air jika ingin bertelur. Busa-busa yang mengambang dipersiapkan sebelumnya agar telur tetap dipermukaan air. Namun beberapa spesies yang hidup di daerah pegunungan dan susah menemukan genangan air akan memanfaatkan lumut yang basah atau bagian daun yang berair untuk menyimpan calon penerusnya. Proses pembuahan terjadi di luar, setelah kodok jantan menunggangi dan memijat-mijat betinanya. Telur yang keluar akan dibuahi oleh sperma dari pejantan.
Ada beberapa spesies yang lebih suka membawa telur-telurnya dengan alasan keamanan. Agar ia selalu bisa mengawasi pertumbuhan telurnya hingga menjadi menetas menjadi berudu. Tapi, ia harus selalu memperhatikan kelembaban dengan sering membasahi telur.

Telur-telur yang jumlahnya puluhan itu biasanya menetas antara 6-21 hari sesudah dibuahi menjadi bentukan kecebong atau berudu (tadpole). Dalam fase ini, berudu yang mirip ikan kecil yang senang bergerombol bernafas dengan insang selama hidup di air. Berudu masih makan dari sisa telur segera setelah menetas. Pada umur 7-10 hari sesudah menetas, berudu mulai berenang ke sana kemari. Sesudah empat pekan, berudu seperti sudah saling kenal. Sesudah 6-9 pekan, kaki kecil mulai tumbuh di tepi badan. Kepala mulai nampak jelas dan tubuh memanjang. Sejak itu ragam makanannya mulai dari serangga mati hingga tanaman. Sesudah 9 pekan, berudu lebih terlihat seperti kodok kecil dengan ekor panjang.

Pada fase berikutnya, dari bagian belakang dekat ekor kecebong akan tumbuh sepasang kaki belakang. Proses ini dilanjutkan dengan pertumbuhan sepasang kaki depan. Sementara bagian ekornya perlahan memendek dan akhirnya lenyap sama sekali.

Pada akhir fase, sekitar pekan ke-12, alat pernafasan berupa insang akan berganti dengan paru-paru, dan mulailah si anak kodok memulai siklus hidupnya di darat. Wujudnya sudah mirip dengan induknya namun masih kecil. Kemudian antara pekan ke-12 sampai 16, tergantung pada air dan suplai makanan, kodok telah mencapai siklus hidup yang penuh. Saat musim kawin tiba, dia akan melanjutkan siklus populasi.

Top