Ngengat Atlas, Kupu-Kupu Malam Terbesar di Dunia

Reading time: 2 menit
Ngengat atlas (Attacus atlas). Foto: greeners.co/Ahmad Baihaqi (Indonesia Wildlife Photography)

Ngengat atlas (Attacus atlas) atau Atlas moth umumnya berwarna dominan coklat kekuningan hingga merah marun, namun sebagian ada yang berwarna abu-abu atau jingga.

Ciri khas ngengat atlas adalah terdapat pola “mata” berwarna putih berbentuk segitiga berbatas garis hitam yang terletak pada sayap atas dan sayap bawah serta ujung sayap bagian atas memiliki pola mirip kepala ular kobra.

Nama “atlas” berasal dari pola-pola di sayapnya yang menyerupai peta dunia. Dengan bentuk ujung sayap seperti ular kobra dan ukuran sayap yang besar, nama lokal ngengat atlas di beberapa daerah mengacu kepada kondisi tersebut, antara lain: papillon cobra (Perancis), atlasvlinder (Belanda), mariposa atlas (Spanyol), kupu-kupu gajah (Jawa), kupu-kupu barong (Bali), dan rama-rama (Sunda).

Ngengat atlas kerap dianggap sebagai ngengat terbesar di dunia karena luas permukaan sayapnya yang mencapai 400 cm². Rentang sayapnya pun termasuk salah satu yang terlebar, yaitu berkisar antara 25-30 cm. Tubuh ngengat atlas berukuran relatif kecil jika dibandingkan sayapnya dan lebih banyak aktif pada malam hari (nocturnal).

Walaupun berukuran besar dan memiliki warna cerah, ngengat atlas sulit dilihat di alam bebas, karena warna dan pola sayapnya membuat mereka tersamar diantara kulit kayu, batuan dan tanah.

Dalam keadaan terancam, ngengat atlas akan hinggap di atas tanah dan mengembangkan sayapnya, sehingga membuat bagian atas sayap terlihat bergerak-gerak, hal tersebut dapat menyebabkan pemangsanya mengira sedang melihat ular dan pergi meninggalkannya.

Kupu-kupu malam ini memiliki penyebaran paling luas diantara genus Attacus lainnya. Ngengat atlas banyak ditemukan di wilayah dengan iklim tropis atau subtropis.

Di Asia, ngengat atlas ditemukan di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, India, Sri Lanka, Cina bagian barat, dan Taiwan, sedangkan di Amerika Selatan, ngengat atlas ditemukan di Peru, Costa Rica, Guyana dan Brazil.

Siklus hidup ngengat atlas berlangsung selama tiga – empat bulan (90-115 hari). Ngengat atlas merupakan serangga polyvoltin, yaitu serangga yang dapat hidup lebih dari 2 generasi dalam setahun, sehingga serangga ini dapat ditemukan sepanjang tahun. Ngengat atlas dapat ditemukan dengan jumlah yang banyak antara bulan November hingga Januari.

Di Ibu Kota, ngengat atlas dapat dijumpai di Ruang Terbuka Hijau Jakarta seperti di taman dan hutan kota serta perkebunan. Walaupun dibeberapa tempat dianggap sebagai hama, ngengat atlas merupakan serangga yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Kepompong ngengat atlas dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan serat sutra. Kelebihan dari serat sutra ngengat atlas dibandingkan serat sutra pada umumnya adalah ukuran serat yang cukup panjang (mencapai 2.500 meter per kepompong), kuat, lembut, tidak mudah kusut, tahan panas, tidak menimbulkan alergi, dan memiliki warna alami yang bervariasi, mulai dari coklat muda, coklat tua, dan keabu-abuan.

Mari mengenal dan melestarikan keanekaragaman hayati sekitar kita. Dengan menjaga dan peduli lingkungan sekitar, keanekaragaman hayati yang berada di dalamnya juga akan lestari.

Fauna_Ngengat_Atlas_Kupu_Kupu_Malam_Terbesar_di_Dunia_03

 

Penulis: Ahmad Baihaqi/Indonesia Wildlife Photography

Top