Nepenthes bicalcarata adalah sejenis tanaman karnivora yang tumbuh secara endemik di wilayah Indonesia. Mereka tergabung dalam keluarga tumbuhan Nepenthaceae, serta banyak ahli temukan berbiak di kawasan Sintang, Kalimantan Barat.
Bagi warga lokal, spesies Nepenthes bicalcarata populer sebagai Kantong Semar Bertaring. Mereka pakar identifikasi tergabung dalam genus Nepenthes dengan ordo Caryophyllales.
Seperti yang kita tahu, keluarga tumbuhan Nepenthes memang sangat banyak. Setidaknya, sudah ada 130 spesies kantong semar yang ilmuwan temukan tersebar di seluruh dunia.
Secara umum, Nepenthes merupakan flora asli kawasan tropik Dunia Lama. Di Tanah Air, populasinya banyak pakar jumpai di wilayah Pulau Kalimantan (Borneo) dan Sumatra.
Morfologi dan Ciri-Ciri Spesies Nepenthes Bicalcarata
Nepenthes bicalcarata ditemukan pertama kali pada tahun 1973 oleh Joseph Dalton Hooker. Flora ini memiliki ciri yang khas, yakni terdapat sepasang taring di bagian bawah tutupnya.
Selain itu, total ukuran kantong semar bertaring juga besar. Jika kita bandingkan dengan spesies Nepenthes lain, flora berukuran maksimal 20 m ini terbilang yang paling bongsor.
Meski begitu, kantongnya bukan yang paling gigantik jika kita padankan dengan saudara sebangsanya. Panjang daun bisa mencapai 90 cm, dengan panjang batang berkisar 5 m.
Selain panjang, daun kantong semar bertaring ahli nilai yang paling tebal. Ia memiliki dua kantung berbeda di sisi atas dan bawah, untuk mempermudah dalam menarik mangsa.
Taring Nepenthes bicalcarata juga berperan penting dalam menarik perhatian serangga. Menurut Charles Clarke, taring tersebut mampu mengeluarkan nektar saat usia dewasa.
Namun, tidak sedikit ilmuwan yang meragukan temuan ini. Dalam riset berbeda, Frederick W. Burbidge menemukan bahwa taring tersebut berfungsi menghadang serangan musuh.
Karakteristik dan Keunikan Kantong Semar Bertaring
Nepenthes bicalcarata tergolong sebagai tanaman mirmekofit. Artinya mereka mempunyai hubungan mutualisme unik dengan semut, terutama yang berjenis Camponotus schmitzi.
Semut C. schmitzi sendiri merupakan serangga asli Pulau Kalimantan. Spesiesnya dikenal dengan julukan Diving Ant, Swimming Ant, atau Pitcher-plant Ant bagi masyarakat dunia.
C. schmitzi membantu membersihkan dan menjaga bibir kantung Nepenthes agar tetap licin. Imbalannya, flora tersebut memberikan nektar dan tempat tinggal gratis bagi koloni semut.
Menariknya lagi, serangga ini turut menjaga Nepenthes bicalcarata dari serangan mangsa. Mereka bertugas menghalangi serangga lain yang mencoba kabur dari perangkap kantung.
Sebagai informasi, batang Nepenthes yang panjang kerap dimanfaatkan warga sebagai tali. Sedangkan air yang terdapat pada kantungnya biasa mereka minum saat berburu di hutan.
Habitat dan Status Konservasi Nepenthes Bicalcarata
Pada dasarnya tumbuhan kantong semar hidup di wilayah hutan pegunungan, hutan hujan tropis, rawa dataran rendah, hingga hutan gambut pada ketinggian maksimal 300 mdpl.
Pada habitat tertentu, spesies tanaman ini juga ahli temukan berada di ketinggian 700 – 950 mdpl. Salah satu syarat tumbuh kantong semar adalah ketersediaan nutrisi yang mumpuni.
Tidak hanya dari tanah, sebagain besar asupan nutrisi Nepenthes bicalcarata justru mereka dapatkan dari hasil buruannya, termasuk dari kotoran kalelawar dan semut C. schmitzi.
Menurut penelitian, kandungan nutrisi pada kotoran kalelawar membantu pertumbuhan spesies kantong semar. Sedangkan kotoran semut berfungi untuk menyuburkan tanaman.
Meski sangat unik, sayangnya status konservasi kantong semar bertaring semakin terancam. Merujuk IUCN Red List, Nepenthes bicalcarata kini berada di level rentan atau ‘Vulnerable.’
Ironi pelestarian hayati Indonesia memang terus berulang. Penurunan populasi kantong semar ini masih saja disebabkan oleh perdagangan liar serta aktivitas alih fungsi lahan.
Taksonomi Kantong Semar Nepenthes Bicalcarata
Penulis: Yuhan Al Khairi