Nagasari, surli nut, poached egg tree, ceylon ironwood, atau cobra saffron memiliki nama ilmiah Mesua ferrea. Berasal dari famili Calophyllaceae dan diyakini sebagai salah satu pohon suci oleh masyarakat di India. Selain itu, nagasari juga sebagai pohon nasional Sri Lanka. Karena pertumbuhannya yang cukup lambat, menjadikan pohon nagasari tidak cocok untuk dijadikan pohon perkebunan untuk produksi kayu.
Dikenal dengan berbagai nama populer, di antaranya nagasari (Indonesia); nagesar, nageswar (Bengali); kaliuas (Filipina); SinoTibetan (Lao) dan masih banyak lagi. Di samping itu, terdapat beberapa nama sinonim, yakni Calophyllum nagassarium Burm.f, Mesua pedunculata Wight, Mesua pulchella, dan lainnya.
Daun Mudanya Berwarna Cerah dan Mengkilap
Pohon nagasari dapat tumbuh tinggi hingga 15 hingga 45 meter dengan tajuk berbentuk kerucut yang lebat. Batang berbentuk silinder berdiameter hingga 95 cm dan seringkali bergalur. Kulit kayu berwarna abu-abu dan pada pohon muda bertekstur halus hingga kemudian mengelupas seiring bertambahnya usia.
Daun mudanya berwarna merah sampai merah muda kekuningan dengan rona cerah yang dipicu oleh peningkatan kelembapan. Seiring bertambahnya usia, warna daunnya berubah menjadi hijau gelap dan mengkilap. Berbentuk seperti tombak dengan ukuran panjang 7 hingga 13 cm.
Sementara bunganya biseksual dengan empat kelopak berwarna putih. Bunga tersebut berdiameter 4-7,5 cm dan mengandung banyak benang sari berwarna oranye-kuning yang memancarkan aroma harum. Selain itu, terdapat kapsul biji berbentuk telur dan berkayu dengan ujung runcing dan mengandung 1-4 biji berminyak di dalamnya.
Berasal dari Daerah Asia Tropis
Pohon yang kerap dijadikan tanaman hias dan obat herbal ini berasal dari daerah tropis yang basah di Sri Lanka, India, Nepal Selatan, Thailand, Myanmar, Indonesia, Filipina, dan Malaysia. Namun kini distribusinya telah banyak di negara-negara Asia lainnya. Pohon nagasari umumnya tumbuh di sekitaran sungai dan rawa-rawa.
Nagasari Bersifat Aromatik dan Sebagai Obat Herbal
Bentuknya yang cantik dan warna daunnya yang indah menjadikan nagasari banyak dijadikan tanaman hias. Di samping itu, pohon ini juga dipanen di alam liar untuk diambil kayunya yang sangat keras itu, bahkan di Vietnam kayu nagasari dianggap kayu terkeras. Sementara itu, Pohon ini mengeluarkan resin putih aromatik ketika terluka.
Melansir berbagai sumber, disebutkan jika kepala sari direndam semalaman dan diminum dengan madu dapat menghentikan pendarahan dari wasir. Bermanfaat juga untuk perut dingin dan hati. Selain itu, bunga kering, akar dan kulit kayu bersifat aromatik, pahit dan sudorifik, yang digunakan dalam pengobatan disentri, dan minyaknya dioleskan pada persendian rematik. Sedangkan buah yang masih mentah bersifat aromatik dan sebagai obat pencahar.
Taksonomi Nagasari
Penulis : Anisa Putri
Editor : Ari Rikin