Daun kesum atau daun laksa (Polygonum minus Huds.) merupakan tanaman khas Kalimantan Barat. Tanaman ini tumbuh di daerah tropis dan subtropis, yaitu pada tempat yang hangat dan lembap. Warga Kalimantan Barat memanfaatkan flora ini sebagai bahan makanan.
Habitat tanaman kesum berasal dari negara di Asia Tenggara yaitu Malaysia, Thailand, Vietnam dan Indonesia. Tanaman ini tumbuh liar di daerah yang lembap seperti selokan, sungai rawa, dan danau. Dia juga mampu bertahan hidup pada suhu dingin seperti di daerah perbukitan.
Mengutip Indri Kusharyanti dkk., dari Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak (Untan), morfologi tanaman ini berbentuk semak kurus. Tingginya mencapai 1 meter di dataran rendah dan 1,5 meter pada daerah berbukit. Batang tanaman silinder, berwarna hijau dan sedikit kemerahan. Tanaman ini memiliki daun lanset panjang berukuran 5-7 centimeter dengan lebar 0,5-2centimeter. Daunnya berwarna hijau gelap dan berbau aromatik.
Penelitian lain dari Dewi dkk., Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Untan, menyoroti warga lokal yang telah mengenal daun kesum dan potensinya sebagai antifungi. Berdasarkan kajian fitofarmaka, tanaman kesum memiliki aktivitas antiviral, antibakteri, antijamur, antioksidan, antikanker dan antiulcer. Tanaman kesum mengandung senyawa golongan fenolik, flavonoid, alkaloid, tanin, dan terpenoid.
Kesum merupakan tanaman yang berpotensi memperbaiki kerusakan paru dan kanker paru. Kemampuan ini berkat kandungan antioksidan, sitotoksik terhadap sel kanker, dan mampu menekan proliferasi sel paru.
Masyarakat Pontianak dan sekitarnya sering memanfaatkan daun kesum sebagai bahan makanan. Daun kesum merupakan tumbuhan yang cukup penting bagi penggemar masakan asam pedas dan laksa. Daun kesum memberikan khasiat yang seimbang, dimana tanaman ini kaya nutrisi beta karoten, klasium, fosforus, vitamin A, dan vitamin C. Adapun bibit daun kesum dijual bebas di toko online dari kisarahan harga Rp 20.000 sampai Rp 200.000.
Penulis: Sarah R. Megumi