Ikan pari adalah ikan bertulang rawan yang memiliki bentuk fisik layaknya permadani terbang. Dengan diversitas tinggi, kelompok Ray fish atau ikan pari dapat ditemukan di berbagai kondisi lingkungan. Mereka hidup di perairan tawar hingga palung laut terdalam atau di laut beriklim dingin sampai tropis yang hangat (Compagno 2001). Jumlah ikan pari yang mendiami perairan di seluruh dunia sekitar 512-596 spesies dan terdiri dari 20 famili serta 64 genus (Compagno 1999).
Di Indonesia, jenis ikan pari yang terkenal berasal dari genus pari manta. Genus tersebut terbagi ke dalam dua spesies, Manta alfredi yang tinggal di perairan dangkal dan Manta birostris yang hidup di samudera. Manta merupakan bahasa Spanyol yang berarti selimut atau bertubuh sangat lebar.
Secara morfologi, perbedaan antara Manta birostris dan Manta alfredi terletak pada warna. Manta birostris memiliki warna yang jelas di bagian punggung (dorsal). Sedangkan pada Manta alfredi terdapat gradasi warna. Perbedaan lain berada di bagian pangkal ekor, Manta birostris misalnya, memiliki tonjolan tulang belakang, tetapi tidak pada Manta alfredi (Evgeny 2010). Sekilas Manta birostris memilki ukuran relatif besar, setidaknya ia memiliki lebar 700 sentimeter dan maksimum 910 sentimeter. Sementara Manta alfredi diperkirakan hanya memiliki lebar 500 sentimeter.
Baca juga: Ikan Capungan Banggai, Ikan Laut Hias Endemik Sulawesi Tengah
Pari manta hanya berwarna hitam dan putih dengan corak di sisi perut (ventral). Namun, tiap spesies memiliki corak yang berbeda. Corak ini berfungsi layaknya sidik jari pada manusia, sehingga membantu dalam penghitungan populasi di lapangan. Penjumlahan tersebut menggunakan metode photo tagging.
Bagian mulutnya tidak memiliki gigi karena berfungsi menyaring plankton. Selain sebagai alat pernapasan, insang pari manta juga menyaring makanan yang masuk bersama air melewati mulut. Insang yang berjumlah lima pasang tersebut berada di bawa tubuh pari manta. Di bagian dekat mulutnya terdapat cephalic lobe atau sirip depan yang berfungsi menyaring plankton, tetapi saat berenang dapat digulung untuk menambah kecepatan.
Menurut Kementerian Kelautan Perikanan 2015, penangkapan pari manta di Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Berkembangnya pasar ekspor untuk pari manta khususnya bagian insang telah meningkatkan laju penangkapan yang signifikan. Kasus tersebut dikhawatirkan akan mengancam keberadaan spesies tersebut di masa depan.
International Union for Conservation of Nature (IUCN) menempatkan pari manta dalam kategori rawan terancam punah (vulnerable). Kondisi ini pada dasarnya merupakan peringatan bagi Indonesia untuk segera melakukan pengelolaan yang serius.
Baca juga: Ikan Napoleon, Si Bibir Tebal Yang Tengah Terancam
Sedangkan yang paling mengkhawatirkan, secara biologis pari manta mempunyai kemampuan bereproduksi (fekunditas) yang rendah. Jumlah anak yang dihasilkan hanya satu ekor dalam selama masa reproduksi lima tahun. Sementara, usia untuk mencapai kematangan seksual pertama berkisar antara dua sampai lima tahun. Jika langkah pengendalian tidak segera dilakukan, dikhawatirkan kepunahan pari manta di Indonesia sulit dihindari.
Konferensi ke 16 Konvensi Perdagangan Internasional untuk Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah (CITES), Maret 2013, telah menempatkan ikan pari manta dalam daftar Apendiks II CITES. Daftar tersebut berisi nama flora dan fauna yang perdagangan internasionalnya membutuhkan pengawasan kuat.
Penulis: Sarah R. Megumi