Apis Trigona atau kelulut merupakan spesies lebah madu yang paling banyak dibudidayakan secara tradisional di Indonesia. Mereka pakar gabungkan dalam suku Meliponini, tubuhnya terlihat sangat unik karena tidak memiliki sengat.
Bagian sengatnya tereduksi, sehingga tidak dapat difungsikan. Walau jamak publik pelihara, nyatanya produksi madu lebah tersebut lebih sedikit daripada lebah hutan pada umumnya.
Kendati demikian, kelulut biasanya mampu menghasilkan propolis dan roti lebah. Mereka hidup secara berkoloni, dengan jumlah anggota mencapai 300 sampai 80.000 ekor lebah.
Distribusi Apis Trigona juga terbilang sangat luas. Mereka dapat kita jumpai di daerah tropis dan subtropis, khususnya di kawasan Amerika Selatan, Australia, sampai ke Asia Tenggara.
Habitat dan Distribusi Apis Trigona
Pada tahun 2014, sekitar 500 spesies kelulut berhasil ahli identifikasi dan kelompokkan ke dalam lima genus besar yakni Melipona, Trigona, Meliponula, Dectylurina dan Lestrimelitta.
Penyebarannya terpusat di wilayah Asia Selatan, mulai dari India hingga Sri Lanka. Di Asia Tenggara, koloni hewan ini dapat kita jumpai di Thailand, Laos, Malaysia, sampai Indonesia.
Di kawasan Australia, Apis Trigona biasanya menyebar sampai ke Kepulauan Solomon. Selain itu, mereka ahli temukan mulai dari Meksiko hingga Argentina, di kawasan Amerika Latin.
Ada dua subkelompok dalam koloni lebah ini, yakni golongan reproduksi dan nonreproduksi. Mereka menyebar di wilayah netropikal, afrotropikal dan Indo-Malay atau area Astralasian.
Golongan reproduksi umumnya terdiri atas seekor lebah ratu serta ratusan lebah pejantan. Sedangkan, golongan nonreproduksi terdiri atas ribuan sampai ratusan ribu lebih pekerja.
Morfologi dan Ciri-Ciri Apis Trigona
Apis Trigona memiliki panjang tubuh antara 3-4 mm dengan bentang sayap mencapai 8 mm. Warna badannya hitam dengan corak kecokelatan, tampak berbulu serta berpostur tegap.
Walaupun tidak mempunyai sengat, kelulut mempertahankan diri dengan cara menggigit. Kulit hewan yang tergigit akan terasa seperti terbakar, ini disebabkan oleh kandungan basa.
Lebah ratu berbiak 3-4 kali lebih besar dari lebah pekerja. Perutnya tampak lebih besar dan mirip seperti rayap, serta memiliki warna tubuh kecokelatan dengan sayap yang pendek.
Sedangkan lebah pekerja biasanya mempunyai kepala berukuran besar. Perutnya memang terlihat lebih kecil atau ramping, namun dengan bagian rahang yang relatif lebih panjang.
Perlu Anda ketahui, tidak semua jenis Apis Trigona memiliki morfologi yang sama. Beberapa spesiesnya memiliki kepala, mata, antena, hingga sayap depan yang tampak sedikit berbeda.
Makanan dan Budi Daya Apis Trigona
Kelulut memperoleh sumber nutrisi dari seluruh tumbuhan berbunga di dalam hutan atau perkebunan. Sebab populasinya sangat melimpah, hewan ini jamak publik budi dayakan.
Setidaknya, ada tiga jenis produk yang dapat dihasilkan oleh kelulut yakni madu, propolis, serta roti lebah. Semua produk ini bernilai ekonomis, serta dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Jika kita bandingkan dengan lebah hutan, spesies Apis Trigona lebih mudah awam pelihara. Mereka mempunyai adaptasi yang tinggi, serta tidak tergolong berbahaya bagi masyarakat.
Untuk membudidayakan kelulut, kita juga tidak membutuhkan peralatan khusus. Selain itu, lebah ini tidak memiliki masa berhenti produksi serta lebih tahan terhadap hama penyakit.
Faktor lingkungan dan ketersediaan makanan menjadi penentu keberhasilan Apis Trigona. Agar lebah tidak mati, jaga kondisi suhu dan lingkungan kandang sesuai habitat asli mereka.
Taksonomi Spesies Lebah Kelulut
Penulis : Yuhan al Khairi